Dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 2 February 2024 10:16
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro dan yen pada perdagangan Kamis (Jumat WIB) karena investor terus bertaruh Federal Reserve semakin dekat untuk memangkas suku bunga, bahkan setelah Ketua Jerome Powell mengatakan tindakan pada Maret tidak mungkin dilakukan.
Mengutip FX Street, Jumat, 2 Februari 2024, indeks dolar terakhir mengalami penurunan sebanyak 0,55 persen pada 103,04.
Powell mengatakan, suku bunga telah mencapai puncaknya dan akan bergerak lebih rendah dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi yang terus turun dan ekspektasi terhadap lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun dia menolak untuk menyatakan kemenangannya dalam perjuangan bank tersebut melawan inflasi selama dua tahun, dan menjamin bank tersebut telah mencapai 'soft landing' yang diinginkan bagi perekonomian atau berjanji pemotongan akan dilakukan segera setelah pertemuan 19-20 Maret.
Dolar awalnya menguat karena komentar Powell dimana penurunan suku bunga pada Maret bukanlah kasus dasar, namun melemah pada Kamis menjelang data pekerjaan utama pada Jumat.
Para pedagang sekarang memperhitungkan kemungkinan 39 persen penurunan suku bunga pada Maret, dan 94 persen kemungkinan penurunan suku bunga pada Mei, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Laporan ketenagakerjaan pada Jumat untuk Januari diperkirakan menunjukkan pemberi kerja menambah 180 ribu pekerjaan selama bulan tersebut.
Data pada Kamis menunjukkan produktivitas pekerja AS pada kuartal keempat tumbuh lebih cepat dari perkiraan, sementara klaim awal tunjangan pengangguran negara meningkat pada minggu terakhir. Manufaktur AS juga stabil pada Januari di tengah kembalinya pesanan baru.
Greenback juga telah ditarik lebih rendah oleh jatuhnya imbal hasil Treasury di tengah kekhawatiran baru terhadap bank-bank regional AS. Aksi jual saham bank-bank tersebut berlanjut, menambah kerugian dari hari sebelumnya ketika New York Community Bancorp (NYCB.N), membuka tab baru yang melaporkan kesulitan dalam portofolio real estat komersialnya.
Baca juga: Dolar AS Mendekati Level Tertinggi