ITA Airways salah satu maskapai Eropa yang tangguhkan penerbangan ke Israel. (ESA)
Marcheilla Ariesta • 12 November 2024 00:38
Yerusalem: Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali berdampak pada industri penerbangan. Tiga maskapai besar Eropa mengumumkan pembatalan penerbangan ke dan dari Israel hingga beberapa bulan ke depan.
Langkah ini diambil setelah meningkatnya ketegangan dan ancaman keamanan di wilayah tersebut, yang telah menyebabkan sejumlah insiden, termasuk serangan misil di dekat Bandara Ben Gurion, Tel Aviv.
Melansir dari Anadolu Agency, Senin, 11 November 2024, salah satu maskapai yang menghentikan operasionalnya adalah ITA Airways dari Italia, satu-satunya maskapai Italia yang secara rutin melayani penerbangan ke Israel.
ITA Airways menyatakan semua penerbangan ke dan dari Israel dihentikan hingga 12 Januari mendatang, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Israel Hayom.
Di sisi lain, maskapai asal Prancis, Air France, juga memperpanjang penangguhan penerbangannya ke Israel hingga 26 Desember. Sebelumnya, Air France membatalkan penerbangannya setiap pekan, namun kali ini mereka memutuskan untuk menangguhkan operasional selama 45 hari ke depan.
Pada awalnya, maskapai tersebut hanya menangguhkan penerbangan hingga 12 November, tetapi kini durasinya diperpanjang.
Sementara itu, maskapai Yunani, Aegean Airlines, juga mengumumkan bahwa mereka tidak akan melanjutkan penerbangan ke Israel hingga 3 Desember.
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa maskapai Eropa lainnya juga mengambil keputusan serupa, membatalkan atau memperpanjang masa penangguhan penerbangan mereka ke Israel di tengah situasi yang semakin memanas.
Pada Rabu lalu, maskapai Spanyol Iberia mengumumkan penangguhan penerbangan ke Israel hingga akhir November, menyusul insiden serangan misil dari Lebanon yang mendarat di area parkir dekat Bandara Ben Gurion, Tel Aviv.
Selain itu, maskapai Amerika Serikat, American Airlines, memutuskan untuk menghapus penerbangan ke Israel dari sistem mereka hingga September 2025.
Sejumlah maskapai internasional lainnya, termasuk Virgin dan Delta, juga membatalkan penerbangan mereka ke Israel hingga musim semi 2025.
Ketegangan regional yang semakin meningkat ini disebabkan oleh operasi militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 43.500 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak tahun lalu.
Konflik ini bahkan meluas hingga ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan udara di berbagai wilayah Lebanon di tengah meningkatnya eskalasi perang lintas batas antara Israel dan Hezbollah sejak pecahnya perang di Gaza. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Israel Minta Fans Bola Mereka Tak Hadir di Pertandingan di Paris