Data Inflasi AS Jadi Penentu Harga Emas Dunia

Emas batangan. Foto: dok MI.

Data Inflasi AS Jadi Penentu Harga Emas Dunia

Husen Miftahudin • 26 August 2025 10:29

Jakarta: Harga emas dunia (XAUUSD) kembali bergerak stabil di sekitar USD3.370 per troy ons pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025 pagi, setelah dolar AS sempat pulih tipis usai sikap dovish Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, di Simposium Jackson Hole, Jumat lalu, 22 Agustus 2025.

Minimnya agenda ekonomi di awal pekan ini membuat pelaku pasar lebih fokus menanti sederet data makro penting, terutama laporan pasar tenaga kerja AS dan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) Inti, indikator inflasi favorit The Fed.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tren teknikal emas saat ini masih cenderung bullish. Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, harga emas diproyeksikan memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan dalam jangka pendek. Nugraha menambahkan,

"Jika tekanan bullish tetap terjaga, XAU/USD berpotensi menguat menuju USD3.383. Namun, apabila harga gagal mempertahankan momentum dan terkoreksi, maka area USD3.350 akan menjadi support terdekat yang perlu diperhatikan pelaku pasar," kata Andy dalam analisa hariannya, Selasa, 26 Agustus 2025.

Dari sisi fundamental, emas juga terdukung oleh ekspektasi kuat The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang. Menurut FedWatch Tool milik CME Group, peluang penurunan suku bunga September mencapai 90 persen, dengan mayoritas pelaku pasar memperkirakan dua kali pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun.

Meski demikian, Powell dalam pidatonya tetap menekankan sikap hati-hati, dengan mengatakan bahwa stabilitas tingkat pengangguran serta indikator pasar tenaga kerja lain memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih fleksibel dalam mengambil keputusan. Hal ini membuat sebagian investor memilih menahan diri, sekaligus memicu aksi profit taking setelah reli emas sebelumnya.
 

Baca juga: Sinyal Dovish Powell Bikin Kilau Harga Emas Dunia Meredup


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Isu denuklirisasi sita perhatian pasar


Selain faktor moneter, kondisi geopolitik global juga menjadi katalis penting bagi harga emas. Diskusi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, terkait isu denuklirisasi turut menyita perhatian pasar.

Trump menambahkan Putin enggan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang dinilai dapat meredakan ketegangan Rusia-Ukraina. Jika ketegangan geopolitik menurun, emas berpotensi kehilangan sebagian daya tariknya sebagai aset safe haven.

Dari sisi perdagangan global, laporan CNBC menyebut tarif baru terhadap impor furnitur juga sedang dipertimbangkan oleh Gedung Putih dalam kerangka penyelidikan keamanan nasional terhadap kayu. Faktor ini bisa berdampak pada pergerakan dolar AS dan, secara tidak langsung, harga emas.

"Trader emas akan mencermati sejumlah data ekonomi penting: Pesanan Barang Tahan Lama, Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II, klaim tunjangan pengangguran awal, serta PCE Inti. Data-data ini akan menjadi kunci arah kebijakan The Fed, sekaligus penentu sentimen pasar emas," tutur Andy.

Saat ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis 1,5 basis poin ke 4,269 persen, sementara imbal hasil riil AS juga meningkat ke 1,86 persen. Indeks Dolar AS (DXY) menguat 0,52 persen ke level 98,24, memberikan tekanan terbatas bagi emas.

"Secara keseluruhan, dengan tren teknikal yang masih bullish dan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang kuat, prospek emas pada perdagangan hari ini tetap positif. Namun, pelaku pasar perlu mewaspadai area support USD3.350 sebagai level pertahanan, sementara target kenaikan terdekat berada di kisaran USD3.383 hingga USD3.400," kata Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)