Legislator Klaim Pagar Laut di Bekasi Berbeda dengan di Tangerang

Ilustrasi. Foto: Medcom

Legislator Klaim Pagar Laut di Bekasi Berbeda dengan di Tangerang

Fachri Audhia Hafiez • 14 January 2025 13:18

Jakarta: Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan menilai pagar laut yang muncul di Bekasi, Jawa Barat, berbeda dengan di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten. Pagar laut di Bekasi untuk kawasan hutan mangrove dan pengendali abrasi.

"Pemagaran di Bekasi jelas bertujuan untuk konservasi mangrove dan pengendalian abrasi," kata Johan melalui keterangan tertulis, Selasa, 14 Januari 2025.

Dia mengatakan pemagaran di Tangerang adalah persoalan serius. Sebab, merugikan masyarakat nelayan dan belum jelas pihak yang bertanggung jawab.

"Pemagaran di Bekasi adalah contoh pengelolaan pesisir yang berkelanjutan dan mendukung ekosistem, bukan pembatasan akses nelayan seperti yang terjadi di Tangerang," ujar Johan.
 

Baca juga: DPR Disebut Bakal Panggil KKP Soal Pagar Laut di Tangerang

Menurut dia, upaya membandingkan pagar laut di Bekasi dengan Tangerang menyesatkan dan sebagai mengalihkan isu. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyebut pagar laut di Bekasi sebagai upaya meredam polemik bangunan serupa di Tangerang.

"Mencoba menyamakan keduanya adalah tindakan menyesatkan dan salah satu upaya membiaskan isu pagar misterius Tangerang Utara,” ucap dia.

Sebelumnya, masyarakat pesisir Kabupaten Tangerang dihebohkan dengan adanya pagar laut. Pasalnya, pagar yang terbuat dari bambu itu disinyalir terbentang hingga 30,16 kilometer yang mencakup enam kecamatan dan 16 desa di Kabupaten Tangerang.

Munculnya pagar bambu tersebut membuat para nelayan di sekitar Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, khawatir dengan mata pencahariannya. Selain telah menutup akses para nelayan, pagar juga melenyapkan ikan yang ada di tempat berdirinya bambu itu.

Salah seorang nelayan di Desa Karang Serang, Darsono, 55, mengatakan, adanya pagar laut dari bambu itu membuatnya harus memutar jauh untuk mencari ikan di tengah laut.

"Saat kita melaut malam, kita takut kalau kena pagar itu, nanti kita diminta ganti, makanya kita selalu hati-hati banget lewat di sana. Lewatnya harus zig-zag biar enggak kena," ujarnya, Kamis, 9 Januari 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)