Pembukaan Perdagangan, Rupiah Melemah Tipis

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.

Pembukaan Perdagangan, Rupiah Melemah Tipis

Arif Wicaksono • 26 June 2024 09:49

Jakarta: Mata uang rupiah melemah tipis pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah setelah investor masih menanti data terkini yang memberi tanda mengenai laju pergerakan suku bunga The Fed.
 

baca juga:

Dolar AS Melemah, Rupiah Dibuka Menguat ke Rp16.372/USD


Melansir Bloomberg, mata uang rupiah melemah 0,36 persen atau 58,50 bps ke level Rp16.433 per USD. Kemudian Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah melemah 0,38 persen ke level Rp16.431 per USD.

Imbal hasil Treasury AS sedikit berubah karena investor menantikan wawasan inflasi baru yang dijadwalkan untuk dirilis pada Jumat, 28 Juni 2024.

Departemen Keuangan AS mencatat imbal hasil surat utang AS bertenor 10 tahun dua basis poin lebih rendah pada 4,23 persen. Imbal hasil treasury dua tahun naik tidak berubah pada 4,734 persen. Hasil dan harga bergerak berlawanan arah dan satu basis poin sama dengan 0,01 persen.

Investor menunggu beberapa data ekonomi yang akan dirilis minggu ini, karena masih ada pertanyaan mengenai kapan penurunan suku bunga Federal Reserve yang pertama akan dilakukan.

Meskipun peluang penurunan suku bunga pada musim panas tampak rendah, investor mencari petunjuk apakah The Fed akan melakukan penurunan suku bunga pada September.

Menurut alat FedWatch CME Group para pedagang terakhir memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 67,7 persen.

Investor juga menantikan data pesanan barang tahan lama dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk Mei, yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed.

Buka peluang kenaikan suku bunga lagi

Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan bank sentral belum siap untuk menurunkan suku bunga dan terbuka untuk menaikkan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.

“Jika data yang masuk menunjukkan inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju target dua persen, maka akan tepat untuk menurunkan suku bunga dana federal secara bertahap untuk mencegah kebijakan moneter menjadi terlalu ketat,” kata Bowman, dilansir CNBC International, Rabu, 26 Juni 2024.

“Saya tetap bersedia menaikkan kisaran target suku bunga dana federal pada pertemuan mendatang jika terjadi kemajuan karena inflasi terhenti atau bahkan berbalik arah,” katanya.

Gubernur Fed Lisa Cook memperkirakan tingkat inflasi tidak akan banyak berubah tahun ini tetapi kemudian melambat lebih tajam pada 2025.

“Dengan kemajuan signifikan dalam inflasi dan pasar tenaga kerja yang berangsur-angsur menurun, pada titik tertentu akan tepat untuk mengurangi tingkat pembatasan kebijakan untuk menjaga keseimbangan yang sehat dalam perekonomian,” kata Cook.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)