BSSN: Masalah Ransomware Adalah Tidak Adanya Pencandangan Data

Kepala BSSN Hinsa Siburian. Foto: Medcom/Candra.

BSSN: Masalah Ransomware Adalah Tidak Adanya Pencandangan Data

Kautsar Widya Prabowo • 27 June 2024 19:26

Jakarta: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyampaikan permasalahan utama serangan ransomware. Yakni, tidak adanya pencadangan data.

"Permasalahan utama adalah tata kelola, ini hasil pengecekan kita. Dan tidak adanya back up," kata Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024.

Letjen TNI (Purn) itu menjelaskan data di Pusat Data Nasional (PDN) dan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) harus selalu di-back up. Langkah itu meminimalkan potensi kehilangan data.

Dia menyampaikan Indonesia memiliki tiga PDNS, yaitu PDNS Surabaya, PDNS Batam, dan PDNS Serpong. Masing-masing PDNS juga harus salin back up data.

"Jadi begitu misalnya ada gangguan di salah satu, misalnya di Surabaya ini, analog-nya sebenarnya hampir sama dengan mati listrik, hidupkan genset," jelasnya.
 

Baca juga: Menkominfo: Ransomware Serang Seluruh Negara

Sayangnya, PDNS Surabaya tidak ter-back up dengan baik saat diserang ransomware. Hinsa menyampaikan hanya dua persen data PDNS Surabaya yang di-back up di PDNS Batam.

"Hanya 2 persen (data ter-back up di Batam) dari data yang di PDNS Surabaya," ujar dia.

Fakta tersebut dipertegas Ketua Komisi I DPR Meutya  Hafid. Dia mempertanyakan kembali jumlah data PDNS Surabaya yang ter-back up.

"Hanya 2 persen dari data yang dikunci oleh ransomeware di Surabaya? Hanya 2 persen? Oke," terang Meutya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)