Rupiah Melemah Lagi ke Rp15.866/USD

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Melemah Lagi ke Rp15.866/USD

Husen Miftahudin • 28 March 2024 11:06

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini kembali melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 28 Maret 2024, rupiah hingga pukul 10.29 WIB berada di level Rp15.866 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun delapan poin atau setara 0,05 persen dari Rp15.858 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.863 per USD, turun 15 poin atau setara 0,09 persen dari Rp15.848 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi, rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar ditutup kembali melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.840 per USD hingga Rp15.900 per USD," ucap Ibrahim, dikutip dari analisis hariannya.
 

Baca juga: The Fed Tak akan Buru-buru Pangkas Suku Bunga, Dolar AS Naik
 

Suku bunga global


Ibrahim mengungkapkan, lemahnya rupiah pada pagi ini disebabkan oleh pandangan sebagian besar pedagang yang tetap bias terhadap dolar AS setelah sinyal dovish dari Swiss National Bank (SNB) dan Bank of England yang mematok greenback sebagai satu-satunya mata uang dengan imbal hasil tinggi dan risiko rendah.

"Selain itu, antisipasi terhadap data indeks harga PCE utama yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed dan komentar dari pejabat tinggi The Fed akhir pekan ini juga mendorong aliran dana ke dolar AS, terutama karena para pedagang menunggu lebih banyak isyarat mengenai penurunan suku bunga AS," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.

Ditambah, komentar dari anggota dewan Bank of Japan (BoJ) Naoki Tamura yang mengatakan bank sentral harus melanjutkan secara perlahan dan terus-menerus menuju normalisasi kebijakan ultra-longgar dalam beberapa bulan mendatang. Komentarnya memperkuat dugaan BoJ akan tetap bersikap dovish dalam waktu dekat.

"Kekhawatiran ini muncul terutama setelah diplomat mata uang Jepang memperingatkan mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun dalam menahan pelemahan mata uangnya," terang Ibrahim.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan bahwa ia akan mengambil langkah tegas terhadap pergerakan mata uang yang berlebihan, mengulangi komentarnya pada 2022, ketika pemerintah melakukan intervensi tingkat tinggi untuk mendukung mata uangnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)