Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Kautsar Widya Prabowo • 21 September 2024 12:35
Jakarta: Peringatan Hari Tani Nasional (HTN), rencananya digelar pada 24 September 2024 oleh sejumlah elemen buruh dan tani. Peringatan itu mendapat sorotan tajam karena menyampaikan isu provokatif dengan menuntut tangkap dan adili Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang digaungkan kelompok buruh pimpinan Jumhur Hidayat.
Peneliti dan pengamat dari Centre for Islamic and Ethnic Studies (CIE), Muhammad Chaerul, menyebut gerakan ini semakin jauh dari esensi perjuangan kesejahteraan petani. Menurutnya, aksi tersebut telah bergeser ke ranah politik yang justru membosankan dan merugikan para petani.
“Yang diperjuangkan dalam aksi ini seharusnya menyentuh kebutuhan mendasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Namun sayangnya, isu yang diangkat lebih kepada kepentingan politik. Ini semakin membingungkan dan bahkan menimbulkan kejenuhan di kalangan petani,” ujar Chaerul dalam keterangan yang dikutip Sabtu, 21 September 2024.
Menurut dia, masyarakat sudah bosan dengan tingkah dan kegaduhan. Khususnya, yang mengatasnamakan kepentingan rakyat.
"Padahal menunggangi isu hari tani demi kepentingan elite buruh,” kata dia.
Baca juga:
Unjuk Rasa Tagih Janji Jokowi & DPR Sahkan RUU PPRT |