Rupiah Dibuka Turun 0,14% di Awal Pekan

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Dibuka Turun 0,14% di Awal Pekan

Husen Miftahudin • 15 July 2024 09:56

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami pelemahan pascapenembakan terhadap calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania pada Sabtu petang waktu setempat.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 15 Juli 2024, rupiah hingga pukul 09.26 WIB berada di level Rp16.158 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 22 poin atau setara 0,14 persen dari Rp16.136 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, greenback terpukul oleh data CPI yang lebih lemah dari perkiraan, yang menunjukkan inflasi sedikit lebih tenang dari perkiraan pada Juni. Angka tersebut meningkatkan spekulasi Federal Reserve akan lebih percaya diri untuk mulai memangkas suku bunga.

Para pedagang memperkirakan kemungkinan sebesar 83,4 persen The Fed akan menurunkan suku bunga pada September, dibandingkan dengan peluang sebesar 64,7 persen yang terlihat pada minggu lalu, menurut CME Fedwatch.

"Namun penurunan tajam yen memicu pertanyaan apakah Pemerintah Jepang secara aktif melakukan intervensi di pasar mata uang. Para pejabat memberikan sedikit petunjuk mengenai masalah ini, bahkan setelah memberikan serangkaian peringatan dalam beberapa minggu terakhir mengenai taruhan agresif terhadap yen," terang Ibrahim.

Data neraca Bank of Japan, yang akan dirilis pada Juli, diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai apakah pemerintah melakukan intervensi. Para pedagang juga berspekulasi apakah posisi short pada yen tertekan oleh penurunan tajam dolar, menyusul lemahnya pembacaan CPI pada Juni.

Di sisi lain, surplus perdagangan Tiongkok melonjak mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir, sementara ekspor juga tumbuh lebih besar dari perkiraan. Namun peningkatan tarif perdagangan terhadap ekspor utama Tiongkok, seperti kendaraan listrik, dapat mengimbangi tren ini.

"Fokus saat ini adalah pada Sidang Pleno Ketiga Partai Komunis Tiongkok untuk mengetahui lebih banyak isyarat mengenai perekonomian dan stimulus. Rencananya, pertemuan tersebut akan dilakukan pada minggu depan," tutur Ibrahim.
 

Baca juga: Harga Emas Dunia Diramal Bakal Lampaui USD2.500
 

Ekonomi RI diyakini masih strong


Sementara itu, pemerintah telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap tumbuh 5,2 persen hingga akhir tahun sesuai dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di APBN sebesar 5,2 persen. Meskipun, ekonomi global saat ini masih stagnan dan berbagai lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 di bawah level itu.

Dana Moneter Internasional atau IMF bahkan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 hanya sebesar 5,0 persen. Demikian juga Bank Dunia atau World Bank yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 5,0 persen. Bank Indonesia juga menganggap pertumbuhan ekonomi 2024 hanya sebesar 5,1 persen.

"Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 5,2 persen sampai akhir tahun itu akan ditopang oleh bergeliatnya ekspor dan investasi di Indonesia. Untuk ekspor Juni yang akan dirilis hari ini diprediksi akan cukup bagus sehingga akan menunjukkan lagi pemulihan ekspor," terang Ibrahim menjelaskan.

Sedangkan untuk investasi, tambah dia, terlihat dengan berjalannya proyek-proyek infrastruktur pemerintah, termasuk proyek strategis nasional atau PSN.

Di sisi lain, konsumsi masyarakat juga berpotensi kembali menggeliat pada paruh kedua tahun ini, ditopang oleh dukungan belanja pemerintah yang akan naik 2,6 persen sampai akhir tahun dari pagu yang telah ditetapkan.

Sementara belanja negara akan membengkak menjadi sebesar Rp3.412,2 triliun atau mencapai 102,6 persen dari target dalam APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 persen.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali menguat.

"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.080 per USD hingga Rp16.150 per USD," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)