Simak! Begini Proyeksi Harga Emas Buat Pekan Depan

Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti

Simak! Begini Proyeksi Harga Emas Buat Pekan Depan

Eko Nordiansyah • 4 October 2025 11:30

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) kembali menjadi pusat perhatian pasar global seiring meningkatnya ketidakpastian politik dan fiskal di Amerika Serikat. Ancaman shutdown pemerintah federal AS masih menghantui, dengan potensi penundaan publikasi data ekonomi penting yang biasanya menjadi pegangan investor dalam menentukan arah kebijakan. 

Kondisi ini menambah “premi risiko” pada emas, mendorong aliran modal ke aset safe-haven. Namun, jika shutdown berhasil dihindari atau cepat diselesaikan, sebagian ketidakpastian fiskal bisa mereda, dan tekanan jual jangka pendek berpeluang muncul.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha,  tren teknikal emas masih menunjukkan kekuatan bullish yang solid. Kendati demikian, ia menekankan perlunya kewaspadaan jika harga gagal bertahan di area support penting.

“Selama tekanan beli tetap dominan, XAU/USD berpeluang menguji level USD4.000 per troy ons pada minggu depan. Jika terjadi reversal dan harga menembus USD3682, maka ruang koreksi bisa melebar menuju USD3600,” kata Andy dalam risetnya, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Sinyal penurunan suku bunga The Fed

Dari sisi fundamental, pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengambil langkah dovish ke depan. Data makroekonomi terbaru memberi sinyal perlambatan pertumbuhan, dengan laporan ADP menunjukkan penurunan tenaga kerja sebanyak 32 ribu pada September. 

Hal ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga, yang saat ini diperkirakan sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang. Penurunan suku bunga otomatis menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS, memperlemah dolar AS, sekaligus meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil tetap.
(Ilustrasi. Foto: Unplash)

Reuters mencatat bahwa pelemahan indeks dolar menjadi salah satu pemicu reli emas dalam beberapa hari terakhir. Investor global memandang bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar dan ketidakpastian fiskal AS menciptakan ruang yang lebih besar bagi emas untuk menguat. 

Meski begitu, risiko masih membayangi. Jika data ekonomi AS selanjutnya seperti inflasi atau laporan ketenagakerjaan menunjukkan ketahanan yang lebih kuat dari perkiraan, hal ini bisa mendorong kenaikan imbal hasil obligasi dan memberi tekanan baru pada harga emas.

Ketidakpastian global tingkatkan permintaan emas

Selain faktor domestik AS, ketidakpastian global juga memberikan dukungan struktural pada emas. Konflik geopolitik yang terus berlangsung serta ketegangan internasional meningkatkan permintaan aset lindung nilai. 

“Dalam kondisi volatilitas global yang tinggi, emas tetap menjadi instrumen hedge utama bagi investor institusional maupun ritel,” ungkap Andy.

Secara teknikal, pergerakan emas saat ini masih konsolidatif di area menengah dengan bias yang tetap bullish. Level USD3682 dipandang sebagai kunci bagi arah pergerakan jangka pendek. 

“Selama harga bertahan di atasnya, kecenderungan kenaikan masih dominan dengan target psikologis USD4.000 yang kini mulai dilirik pasar. Sebaliknya, penembusan ke bawah level tersebut bisa memicu koreksi tajam ke area USD3600,” kata dia.

Dengan kombinasi dukungan fundamental dari ekspektasi pemangkasan suku bunga, pelemahan dolar AS, serta ketidakpastian fiskal dan geopolitik, prospek emas jangka pendek masih positif. Namun, volatilitas tinggi tetap harus diantisipasi. 

“Bagi investor dan trader, disiplin manajemen risiko menjadi kunci, dengan memanfaatkan momentum bullish sekaligus mengantisipasi potensi koreksi jika sentimen berubah,” ujarnya

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)