Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.
Naufal Zuhdi • 1 April 2025 21:14
Jakarta: Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Eliza Mardian mengungkapkan, secara pola Lebaran, harga pangan seringkali mengalami kenaikan.
"Seminggu setelah Lebaran juga masih tinggi karena masih pada mudik suasana Lebaran. Bahkan yang jualan di pasar pun masih belum buka karena masih suasana Lebaran," kata Eliza saat dihubungi, Selasa, 1 April 2025.
Ia menjelaskan pembentukan harga di tingkat konsumen disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah momen Ramadan dan Lebaran dimana suplai yang relatif tetap, sementara demand mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selain itu, jelas Eliza, juga terdapat faktor ekspektasi dimana harga pangan dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat.
Diketahui, beberapa bahan pokok seperti beras, bawang merah, bawang putih, cabai merupakan barang inelastis yang tidak memiliki subtitusi yang sempurna. Oleh karenanya, meski harga bahan pokok mengalami kenaikan, permintaan dari masyarakat akan selalu ada karena bahan pokok merupakan kebutuhan dasar sehari-hari yang tidak bisa digantikan.
"Jadi kalau mau melihat pelemahan daya beli ini tidak bisa hanya dari satu faktor (masyarakat yang membeli bahan pokok). Tapi misal kita bisa lihat dari jumlah pemudik, simpanan tabungan masyarakat, indeks penjualan riil yang turun, berdasarkan data-data tersebut, daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya," jelas Eliza.
Baca juga: Jelang Lebaran, Mayoritas Harga Komoditas Pangan Melonjak |