Ilustrasi papan perdagangan saham pada bursa Nikkei. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 8 September 2025 11:21
Tokyo: Sebagian besar saham Asia menguat pada perdagangan Senin setelah data penggajian Amerika Serikat (AS) yang lemah sehingga meningkatkan taruhan terhadap pemotongan suku bunga pada September.
Saham Jepang memimpin kenaikan berkat data pertumbuhan ekonomi yang kuat, bahkan setelah Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba tiba-tiba mengundurkan diri.
Mengutip Investing.com, Senin, 8 September 2025, kontrak berjangka S&P 500 naik 0,2 persen dalam perdagangan Asia, pulih dari penutupan negatif pada Jumat di Wall Street setelah data penggajian nonpertanian juga memicu kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.
Namun, pasar sebagian besar tetap optimis Federal Reserve akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin selama pertemuan 16-17 September. Fokus minggu ini juga tertuju pada data inflasi konsumen utama AS.
Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak karena produk domestik bruto (PDB) yang kuat dan pengunduran diri PM Ishiba. Indeks Nikkei 225 dan TOPIX naik masing-masing 1,5 persen dan 1,1 persen, mendekati rekor tertinggi yang terakhir terlihat pada pertengahan Agustus.
Produk domestik bruto kuartal kedua yang direvisi menunjukkan ekonomi Jepang tumbuh jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan semula, di tengah ekspor dan belanja swasta yang kuat.
Meningkatnya keraguan atas kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Jepang juga mendorong saham Jepang, terutama karena negara tersebut menghadapi meningkatnya ketidakpastian politik.
PM Ishiba mengatakan ia akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal, hanya beberapa minggu setelah koalisi yang berkuasa mengalami kekalahan telak dalam pemilihan majelis tinggi.
Ishiba mengisyaratkan pengunduran dirinya juga dilakukan setelah Tokyo berhasil mendapatkan kesepakatan perdagangan dengan AS, yang akan memerlukan tarif yang relatif lebih rendah pada barang-barang Jepang.
Namun pengunduran dirinya yang tiba-tiba kini membuka pintu bagi potensi perebutan kepemimpinan di ekonomi terbesar keempat di dunia, terutama setelah LDP kehilangan mayoritas di majelis tinggi. Kandidat yang digadang-gadang akan menggantikan Ishiba dianggap kurang konservatif secara fiskal dibandingkan perdana menteri yang akan lengser.
Baca juga: Yen Ambruk setelah PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur |