Rupiah Menguat ke Rp16.413 per USD Sore Ini

Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com

Rupiah Menguat ke Rp16.413 per USD Sore Ini

Eko Nordiansyah • 20 May 2025 16:51

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan. Rupiah melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 20 Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.413 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 20,5 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp16.433,5 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.410 per USD. Rupiah naik 14 poin atau setara 0,09 persen dari Rp16.424 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.406 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.455 per USD.

Penurunan peringkat utang AS jadi perhatian

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, Moody's menurunkan peringkat investasi Aaa AS, dengan alasan kekhawatiran atas utang pemerintah yang meningkat dan kurangnya langkah-langkah yang jelas untuk mengatasi masalah tersebut.
 
"Penurunan peringkat tersebut membebani sentimen, yang dipicu oleh deeskalasi dalam pertukaran tarif AS-Tiongkok mereda menjelang akhir minggu lalu," jelas Ibrahim.
 
Baca juga: 

ADB Sepakat Konversi USD3,3 Miliar Pinjaman RI ke Rupiah



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Di sisi lain, utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan setiap kesepakatan antara AS dan Iran harus mencakup perjanjian untuk tidak memperkaya uranium, sebuah komentar yang dengan cepat menuai kritik dari Teheran. Di Eropa, ketegangan antara Estonia dan Rusia meningkat setelah Moskow menahan sebuah kapal tanker minyak milik Yunani pada hari Minggu setelah meninggalkan pelabuhan Laut Baltik Estonia.
 
Sementara produksi industri Tiongkok tumbuh lebih dari yang diharapkan pada April, meskipun ada hambatan dari tarif perdagangan AS yang tinggi. Tetapi indikator ekonomi lainnya masih menunjukkan keretakan dalam ekonomi terbesar di Asia tersebut.
 
Penjualan ritel tumbuh kurang dari yang diharapkan, menunjukkan kelemahan berkelanjutan dalam belanja konsumen, sementara investasi aset tetap ukuran belanja bisnis juga gagal memenuhi ekspektasi pertumbuhan. Data menyoroti kesulitan berkelanjutan bagi ekonomi Tiongkok, karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan dan belanja konsumen.
 
"Fokus sekarang adalah pada lebih banyak sinyal ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk pertemuan Reserve Bank of Australia, data inflasi konsumen Jepang, dan sejumlah pembicara Federal Reserve AS," beber Ibrahim.

Kontribusi hilirisasi direspons positif pasar

Ibrahim mengungkapkan, pasar merespons positif tentang kontribusi hilirisasi terhadap capaian investasi Indonesia terus meningkat. Pada kuartal I-2025, program hilirisasi berhasil membawa investasi Rp136,3 triliun dari keseluruhan investasi periode tersebut yang sebesar Rp465,2 triliun.
 
Kontribusi itu setara 29,3 persen dari total realisasi investasi dan capaian tersebut merupakan yang terbesar dalam tiga tahun terakhir. Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, realisasi investasi hilirisasi meningkat 79,8 persen dari yang sebelumnya sebesar Rp75,8 triliun. Pemerintah terus menerima tawaran investasi di hilirisasi dari para investor.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)