Didominasi Kalangan Menengah Atas, Penikmat Padel Disebut Tak Terganggu Pajak 10%

Ilustrasi olahraga padel. Foto: Freepik

Didominasi Kalangan Menengah Atas, Penikmat Padel Disebut Tak Terganggu Pajak 10%

Mohamad Farhan Zhuhri • 3 July 2025 23:40

Jakarta: Pemerintah Provinsi Jakarta menerapkan pajak 10 persen terhadap pengelola tempat olahraga, termasuk lapangan padel. Olahraga yang populer belakangan ini telah dikenakan 10 persen Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) seperti 20 tempat olahraga lain. 

Salah satu komunitas olahraga padel yang ada di Jakarta menanggapi hal tersebut. Ketua Komunitas @PadelPop.Jkt Jehan mengatakan sejauh ini belum ada dampak signifikan dari pengenaan pajak. Namun, pihaknya sudah bersiap menyesuaikan biaya operasional jika harga lapangan dinaikkan.

"Biasanya kita patungan Rp170 ribu per orang. Kalau lapangan naik karena pajak, ya kami ikut naikkan, misalnya jadi Rp180 ribu. Tapi sejauh ini belum ada kenaikan dari pihak pemilik lapangan," ujar Jehan saat dihubungi, Kamis, 3 Juli 2025.

Jehan menceritakan, komunitas yang ia kelola kini beranggotakan lebih dari 1.100 orang. Dalam sehari, setidaknya satu sesi permainan melibatkan delapan pemain. 

Ia juga menejelaskan popularitas padel meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir, didorong tren di kalangan artis dan influencer.

"Sebenernya olahraganya udah lama, cuma baru hype belakangan ini. Mungkin karena artis-artis juga main, terus gampang dimainkan, orang-orang jadi tertarik," tambahnya.
 

Baca juga: Padel Masuk Objek Pajak 10%, Gubernur Jakarta: Saya Belum Tahu

Didominasi kalangan menengah atas

Uniknya, jam-jam bermain padel yang disukai justru berada di luar jam kerja. Sebagian besar pemain disebut berasal dari kalangan menengah ke atas dengan waktu fleksibel.

"Pemain padel kebanyakan yang punya passive income. Jadi mereka enggak mikirin biaya ini hiburan buat mereka," jelasnya.

Jehan menilai penerapan pajak 10 persen tak akan berdampak besar terhadap minat bermain padel di komunitasnya. Terlebih, sistem pemesanan lapangan yang kini harus dilakukan jauh-jauh hari menunjukkan betapa tingginya animo masyarakat.

"Booking-nya udah kayak ‘ngewar’. Kita main Juni, booking dari Mei. Di Kemang itu dari jam 6 pagi sampai jam 12 malam full terus. Gak pernah kosong," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)