BI Diminta Tahan Suku Bunga Acuan Demi Menolong Rupiah

Ilustrasi, Bank Indonesia. Foto : MI/Usman Iskandar.

BI Diminta Tahan Suku Bunga Acuan Demi Menolong Rupiah

Insi Nantika Jelita • 19 November 2024 17:56

Jakarta: Ekonom senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menegaskan Bank Indonesia (BI) perlu mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada bulan ini.

Dorongan tersebut atas pertimbangan perkembangan rupiah yang berada dalam tekanan hebat, seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pascakemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Hingga akhir tahun ini, rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp15.900-Rp16.000 per USD.

Ryan menuturkan terpilihnya Trump sebagai orang nomor satu di AS itu dikhawatirkan berdampak pada ketidaknyamanan baru di dunia internasional. Sehingga, membuat langkah Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed diperkirakan semakin ketat menjaga suku bunga federal fund rate (FFR) di tahun depan.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi)

"Dengan dolar AS semakin perkasa dan diperkirakan The Fed semakin pelit menurunkan FFR, maka pilihan terbaik bagi BI kali ini adalah tetap menahan BI Rate di level 6,00 persen, meskipun inflasi domestik terkendali," ujar Ryan kepada Media Indonesia, Selasa, 19 November 2024.

Menurutnya, dengan menahan suku bunga acuan tersebut sesuai dengan fokus BI dalam menjaga stabilitas kebijakan moneter atau pro-stability dan mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
 
Baca juga: Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Level Rp15.844/USD

Punya ruang pangkas BI Rate


Ke depan, ungkap Ryan, BI mempunyai ruang cukup untuk menurunkan BI Rate minimal 25 basis points (bps) dengan syarat tertentu. Yakni, nilai tukar rupiah konsisten menguat dan stabil di kisaran Rp15.300 per USD, inflasi terjaga di kisaran 2,5 persen dan stabilitas politik domestik terjaga.

Kendati demikian, jika dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada Rabu, (20/11), memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan, Ryan berpandangan pemangkasan BI Rate akan semakin terbatas di bulan berikutnya.

"Andai kata pun kali ini RDG BI menurunkan BI Rate ke 5,75 persen, maka ruang BI untuk menurunkan BI Rate lagi di bulan-bulan berikutnya menjadi makin amat terbatas. Menurut saya, prioritas saat ini adalah prostability over progrowth," jelas Ryan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)