Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Husen Miftahudin • 19 November 2024 16:27
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, meski kenaikannya lebih sedikit dibandingkan perdagangan pagi.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 19 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.844 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 13 poin atau setara 0,08 persen dari posisi Rp15.857 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar terjadi karena pembacaan inflasi yang kuat dari minggu lalu, ditambah dengan sinyal yang kurang dovish dari Federal Reserve, hanya sedikit menghalangi taruhan Fed akan memangkas suku bunga pada Desember.
Para pedagang memperkirakan peluang 55,7 persen untuk pemangkasan 25 basis poin pada Desember, dan peluang 44,3 persen untuk suku bunga tetap tidak berubah, menurut CME Fedwatch.
Fokus minggu ini adalah pada data inflasi konsumen untuk Oktober, yang akan dirilis Jumat, untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi Jepang. Pembacaan tersebut muncul setelah data produk domestik bruto yang mengecewakan dari minggu lalu, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jepang melambat secara substansial pada kuartal ketiga.
Sementara Bank Rakyat Tiongkok akan memutuskan suku bunga acuan pinjaman utamanya akhir minggu ini, dengan para ekonom memperkirakan suku bunga tersebut tidak akan berubah setelah pemangkasan pada Oktober.
Keputusan suku bunga tersebut juga muncul karena langkah-langkah stimulus terbaru dari Tiongkok sebagian besar tidak memuaskan, sementara ekonomi menunjukkan sedikit tanda-tanda perbaikan.
"Data inflasi untuk Oktober menunjukkan disinflasi masih berlaku. Beberapa menteri utama Tiongkok akan berpidato di sebuah konferensi di Hong Kong pada Selasa, yang berpotensi memberikan lebih banyak petunjuk tentang rencana langkah-langkah stimulus," jelas ungkap Ibrahim.
Baca juga: Rupiah Menguat 0,29% di Selasa Pagi |