Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Medcom/Fachri.
Fachri Audhia Hafiez • 10 September 2025 19:25
Jakarta: Mahkamah Partai Gerindra akan memproses mundurnya Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai anggota DPR. Saraswati mundur karena pernyataannya yang menuai sorotan di publik.
"Tadi fraksi sudah menyatakan bahwa pengunduran diri tersebut akan diproses lewat mahkamah partai," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad melalui keterangan audio, Rabu, 10 September 2025.
Wakil Ketua DPR itu enggan berbicara lebih jauh. Dia mengaku akan mempelajarinya terlebih dahulu.
"Selebihnya saya belum bisa komentar karena saya masih harus mempelajarinya," ucap Dasco.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mundur sebagai anggota DPR. Saras tercatat menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR.
"Saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra," kata Saraswati melalui unggahannya di akun Instagram @rahayusaraswati, Rabu, 10 September 2025.
Saraswati mundur karena terkait pernyataannya di podcast YouTube Antara TV 'On The Record' yang menuai sorotan publik. Dia mengatakan
podcast yang dinilai disorot untuk menyakiti hati rakyat itu, tayang pada 28 Februari 2025.
Podcast berdurasi 42 menit itu berjudul Rahayu Saraswati kupas isu perempuan hingga kolaborasi ekonomi kreatif. Menurut Saras, ada potongan video yang membuat narasi tidak utuh.
"Pernyataan saya diambil dari menit ke-25 37 detik sampai menit ke-27 40 detik. Cukup panjang sebenarnya. Dua menit lebih yang dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulutkan api amarah masyarakat," ujar Saraswati.
Saraswati mengaku tidak ada maksud untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Terutama anak-anak muda yang ingin berusaha tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan.
"Saya paham betul bahwa memulai usaha tidaklah mudah. Namun, saya menyadari bahwa saya memiliki privilege yang sangat besar dan keluarga termasuk suami yang mendukung saya berusaha," ujar Saraswati.
Saraswati juga menyampaikan permohonan maaf. Karena pernyataannya menyulut amarah publik.
"Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya," ucap Sarah.
Pernyataan Saras itu terkait bahwa tuntutan masyarakat agar pemerintah menyediakan lapangan kerja adalah cerminan dari 'mental kolonial'. Keponakan dari Presiden Prabowo Subianto berpendapat bahwa di era modern ini, generasi muda seharusnya tidak lagi bergantung pada pemerintah untuk menciptakan pekerjaan, melainkan harus proaktif menjadi pengusaha.
"Kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti. Yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan si priyayi untuk ngasih kita kerjaan. No, kita udah move on dari situ," ujar Saras dikutip dari
podcast.