Pulih Usai Keputusan The Fed, Bullish Harga Emas Diprediksi Terus Berlanjut

Emas batangan. Foto: Freepik.

Pulih Usai Keputusan The Fed, Bullish Harga Emas Diprediksi Terus Berlanjut

Husen Miftahudin • 22 September 2025 11:33

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mencatatkan pergerakan positif setelah sebelumnya mengalami tekanan jual dalam beberapa sesi. Pada perdagangan Jumat, 19 September 2025, emas berhasil berbalik arah dengan menguat lebih dari 0,69 persen meskipun dolar AS mengalami penguatan di berbagai bursa.

Aksi beli mulai muncul ketika harga menyentuh area terendah mingguan di sekitar USD3.630, sebelum akhirnya mendorong emas naik hingga diperdagangkan di level USD3.670 pada sesi Amerika Utara.

Menurut analisis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, pola candlestick yang terbentuk bersama dengan indikator moving average saat ini masih mengonfirmasi tren bullish pada XAU/USD tetap terjaga. Secara teknikal, momentum kenaikan masih mendominasi dengan potensi penguatan lebih lanjut jika tekanan beli berlanjut.

"Jika tren bullish tetap kuat, emas berpotensi naik hingga menembus level psikologis USD3.700. Namun, bila harga gagal mempertahankan penguatan dan terjadi koreksi, area USD3.637 menjadi support terdekat yang perlu dicermati," jelas Andy dalam analisis hariannya, Senin, 22 September 2025.

Memasuki awal perdagangan sesi Asia pada Senin, 22 September 2025, harga emas bergerak moderat di sekitar USD3.685. Kenaikan ini terjadi setelah keputusan Federal Reserve AS memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan September lalu.

Pemotongan suku bunga pertama di tahun 2025 tersebut dilakukan di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS dan meningkatnya risiko ketenagakerjaan, meski inflasi masih berada di level relatif tinggi.

Kebijakan moneter yang lebih longgar ini dinilai menjadi katalis positif bagi harga emas. Penurunan suku bunga menurunkan biaya peluang dalam memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia ini di mata investor.
 

Baca juga: Ini Prediksi Harga Emas Besok, Minggu Ini, hingga Semester II-2025
 

Pelonggaran moneter Fed tidak seagresif ekspektasi pasar


Namun demikian, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyebutkan pemotongan dilakukan sebagai langkah 'manajemen risiko' dan keputusan berikutnya akan diambil secara bertahap, memberi sinyal siklus pelonggaran mungkin tidak akan seagresif ekspektasi pasar.

"Hal ini berpotensi menahan laju reli emas karena dolar AS bisa kembali mendapatkan dukungan," jelas Andy.

Selain faktor kebijakan moneter, pasar juga menaruh perhatian pada perkembangan geopolitik global. Laporan CNN mengungkapkan Rusia melancarkan serangan besar-besaran dengan drone dan rudal ke berbagai wilayah Ukraina pada akhir pekan, meningkatkan ketegangan di kawasan Eropa Timur.

"Situasi ini, ditambah dengan konflik yang terus memanas di Timur Tengah, membuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas tetap tinggi," tutur Andy.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Dolar AS terus menguat


Di sisi lain, penguatan dolar AS juga tidak bisa diabaikan. Indeks Dolar (DXY) naik 0,26 persen ke posisi 97,61, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 2,5 basis poin menjadi 4,137 persen. Kenaikan imbal hasil riil AS hingga hampir tiga basis poin ke level 1,757 persen berpotensi memberi tekanan jangka pendek pada emas.

Namun, mayoritas pelaku pasar masih melihat ruang penguatan bagi XAU/USD seiring ekspektasi bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan Oktober mendatang, dengan probabilitas mencapai 91 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin.

Secara keseluruhan, prospek emas hari ini masih condong ke arah bullish dengan level USD3.700 sebagai target utama. Namun, investor tetap disarankan mewaspadai potensi koreksi apabila tekanan jual meningkat.

"Kombinasi faktor teknikal yang mendukung tren naik serta sentimen global yang sarat ketidakpastian menjadikan emas tetap menjadi salah satu aset pilihan utama bagi investor di tengah gejolak pasar," ucap Andy mengingatkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)