Ilustrasi emas batangan. Foto: Freepik.
Insi Nantika Jelita • 21 September 2025 11:53
Jakarta: Harga emas dunia terus menunjukkan penguatan, memunculkan optimisme tren positif ini akan berlanjut hingga semester II-2025. Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pada perdagangan Jumat (19/9), harga emas dunia ditutup menguat di USD3.684,38 per troy ons.
Sedangkan, untuk perdagangan besok Senin (22/9), harga emas dunia diperkirakan bergerak di kisaran support USD3.668,90 per troy ons hingga resistance USD3.696,70 per troy ons. Ibrahim meramalkan dalam satu minggu, harga emas dunia diprediksi kisaran support USD3.654,90 per troy ons hingga resisitance USD3.715,60 per troy ons.
"Dalam semester kedua 2025, saya optimis harga emas dunia bisa mencapai USD3.788 per troy ons dan logam mulia di Rp2,18 juta per gram," prediksi Ibrahim dalam keterangan resmi, Minggu, 21 September 2025.
Ia menuturkan harga emas dunia di pasar internasional terbentuk berdasarkan analisa baik analisa fundamental maupun analisa teknikal, serta permintaan dan penawaran terhadap emas Batangan di dunia.
Legalitas tarif Trump disorot
Pelaku pasar mencermati prospek politik di Amerika Serikat (AS). Mahkamah Agung setempat pada Kamis (18/9), menetapkan pada 5 November untuk mendengarkan argumen terkait legalitas
tarif global Presiden AS Donald Trump.
Trump juga berulang kali mengkritik The Fed karena tidak memangkas suku bunga dengan cepat dan lebih dalam, yang memicu kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS.
Pada Kamis lalu, pemerintahan Trump meminta Mahkamah Agung AS untuk mengizinkan presiden melanjutkan pemecatan Gubernur Federal Reserve Lisa Cook yang sebelumnya sudah di tolak oleh pengadilan federal. Hal ini sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS.
Stephen Miran yang baru diangkat adalah satu-satunya yang tidak setuju, mendesak pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin. Pasar telah memperhitungkan peluang tipis untuk pemangkasan agresif, di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan meningkatnya risiko pengangguran.
Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, risiko di pasar tenaga kerja menjadi alasan pemangkasan suku bunga.
(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
Fed bakal pangkas suku bunga lagi
Sebelumnya, bank sentral AS menurunkan suku bunga acuannya menjadi 4,00 persen sampai 4,25 persen pada Rabu, pemangkasan pertama sejak Desember 2024. Proyeksi dot plot The Fed yang diperbarui menunjukkan dua pemangkasan lagi diperkirakan sebelum akhir tahun, sementara memproyeksikan hanya satu pemangkasan lagi pada 2026.
Data ekonomi terbaru juga menambah kekhawatiran, dengan pasar tenaga kerja AS melemah sementara pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun pada Agustus, tertekan oleh kelebihan pasokan rumah baru yang tidak terjual.
Faktor lainnya yang dapat memicu kenaikan harga emas ialah ketegangan geopolitik di Eropa. Meningkatnya permusuhan antara Rusia dan Ukraina memicu spekulasi akan adanya gangguan pasokan lebih lanjut.
Meskipun demikian, Presiden Trump telah menyerukan harga minyak yang lebih rendah untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina. Trump mengatakan perang akan berakhir jika harga minyak turun.