Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo. Foto: MI/Rommy
M Ilham Ramadhan Avisena • 20 October 2025 13:54
Jakarta: Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto sempat ditawari suap dalam jumlah fantastis senilai USD1 miliar dolar atau sekitar Rp16,57 triliun (kurs: Rp16.570). Momen itu terjadi beberapa waktu lalu ketika Hashim menerima telepon dari kakaknya tersebut.
"Pak Prabowo telepon saya malam minggu beberapa bulan lalu, saya lagi di tempat tidur. ‘Shim kamu ngapain?’ ‘di rumah aja’, ‘enggak jalan-jalan ke luar kota?’ ‘saya di luar kota kok’, ‘saya baca buku, kenapa telepon?’ ‘saya mau cerita aja, saya mau disogok orang’," ujar Hashim saat memberikan pidato di acara Indonesia Berdoa Doa Lintas Agama yang digelar FORMAS seperti disaksikan dari Youtube, Senin, 20 Oktober 2025.
Hashim mengaku terkejut ketika mendengar jumlah uang yang ditawarkan dalam suap tersebut. Orang tersebut dinilai nekat karena berupaya menyuap Kepala Negara.
"Orang nekat, presiden kita mau disogok US$1 miliar," kata Hashim.
Selang beberapa bulan, Hashim mengaku juga mengalami hal serupa. Dia ingin diberikan uang senilai USD1,5 miliar oleh seseorang.
"Berapa bulan kemudian saya datang ke kakak saya, ‘kamu mau disogok US$1 miliar, kamu suruh pergi?’ ‘saya baru mau
disogok US$1,5 miliar.’ Saya bukan pejabat mau dikasih US$1,5 miliar, saya hitung-hitung (sekitar) Rp25 triliun," ungkap Hashim.
Menurut Hashim, kejadian itu mencerminkan tantangan besar yang dihadapi pemerintahan saat ini. Khususnya dalam memberantas praktik korupsi dan mafia ekonomi yang telah lama bercokol.
Presiden Prabowo Subianto. Foto: Dok. BPMI Sekretariat Presiden.
"Ini perjuangan yang kita hadapi, kita coba berbuat baik, setan-setan datang. Setannya datang ke Prabowo, tapi ternyata Tuhan Yang Maha Esa lindungi dia, Tuhan jaga saya," tutur Hashim.
Dia menyebut berbagai upaya reformasi yang kini dilakukan pemerintah, mulai dari penertiban tambang ilegal hingga pembongkaran mafia migas, tidak lepas dari perlawanan kelompok-kelompok yang selama ini diuntungkan oleh praktik kotor. Hashim mengatakan perjuangan membersihkan bangsa dari korupsi dan kepentingan gelap masih panjang.
"Ini yang kita hadapi, ancaman bangsa Indonesia hadapi," pungkas Hashim.