Ilustrasi emas. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 18 March 2025 12:21
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) mengalami koreksi setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di USD3.005 pada akhir pekan lalu. Pada Senin (17/3), harga emas diperdagangkan di bawah USD3.000, tepatnya di sekitar USD2.990.
"Koreksi ini dipicu oleh aksi profit-taking yang dilakukan investor setelah lonjakan signifikan sebelumnya. Namun, tren bullish masih mendominasi berdasarkan analisis teknikal dan faktor fundamental yang mendukung pergerakan harga," ungkap analis dari Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 18 Maret 2025.
Menurut Andy, formasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini mengindikasikan momentum bullish pada XAU/USD tetap kuat. Proyeksi harga emas hari ini berpotensi naik hingga level USD3.025 sebagai target utama, seiring meningkatnya permintaan safe haven akibat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
"Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), emas diperkirakan akan mengalami koreksi ke level USD2.978 sebagai target terdekatnya," tutur dia.
Pada Selasa (18/3), harga emas kembali melonjak dan mencetak rekor tertinggi di atas USD3.000 untuk kedua kalinya dalam sepekan. Kenaikan ini menunjukkan bahwa tren bullish tetap dominan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.
Kenaikan ini terjadi karena investor semakin mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Sejak awal tahun, emas telah naik 14 persen dan mencatatkan rekor tertinggi sebanyak 14 kali sejak Trump menjabat, mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.
Faktor utama yang mendorong kenaikan emas adalah meningkatnya kekhawatiran ekonomi global setelah kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Trump sebelumnya telah mengumumkan tarif tetap sebesar 25 persen untuk baja dan aluminium, serta tarif tambahan yang akan diberlakukan pada 2 April. Langkah ini telah menimbulkan reaksi di pasar, dengan investor semakin mencari perlindungan dalam bentuk aset safe haven seperti emas.
"Selain itu, pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Selasa juga menjadi perhatian utama, mengingat potensi kesepakatan damai terkait konflik Ukraina yang dapat mempengaruhi dinamika pasar," papar Andy.
Baca juga: Naik Tipis, Harga Emas Dunia Masih di Bawah USD3.000 |