Wall Street: Dow Jones Boncos, Nasdaq Malah Raup Cuan Banyak

Ilustrasi Wall Street. Foto: Xinhua

Wall Street: Dow Jones Boncos, Nasdaq Malah Raup Cuan Banyak

Husen Miftahudin • 26 June 2025 08:35

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berfluktuasi pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) karena investor mempertimbangkan pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Mengutip Xinhua, Kamis, 26 Juni 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 106,59 poin, atau 0,25 persen, menjadi 42.982,43. Indeks S&P 500 turun 0,02 poin menjadi 6.092,16. Indeks Nasdaq Composite naik 61,02 poin, atau 0,31 persen, menjadi 19.973,55.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor properti dan barang kebutuhan pokok memimpin penurunan dengan masing-masing turun 2,46 persen dan 1,39 persen. Sementara itu, sektor teknologi dan layanan komunikasi memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 1,18 persen dan 0,51 persen.

Setelah dua hari memberikan kesaksian di hadapan kongres, Powell menegaskan kembali sikap hati-hati bank sentral, dengan menekankan para pejabat masih menilai dampak ekonomi dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump sebelum memutuskan pemotongan suku bunga.

Saat memberikan kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell menghadapi pertanyaan-pertanyaan tajam dari para senator Republik, termasuk tekanan bagi Trump sendiri untuk bergerak cepat guna menurunkan biaya pinjaman.

"Akan ada inflasi akibat tarif yang akan diberlakukan, belum sekarang, tetapi dalam beberapa bulan mendatang," kata Powell, yang mengisyaratkan niat Fed untuk menunggu lebih banyak data sebelum mengambil tindakan.

Komentarnya meredam antusiasme investor yang dipicu oleh nadanya yang lebih dovish sehari sebelumnya, ketika ia memberi tahu DPR pemotongan suku bunga dapat dilakukan lebih cepat daripada nanti.
 

Baca juga: Wall Street Melejit Berkat Berita Gencatan Senjata Iran-Israel


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Konflik Timur Tengah mereda


Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah tampak mereda setelah Trump mengecam Israel dan Iran karena melanggar gencatan senjata dan mendesak mereka untuk menghormati jeda permusuhan yang ditengahi AS.

Dengan tidak adanya serangan yang dilaporkan antara kedua belah pihak dalam lebih dari 24 jam, harga minyak sedikit naik, tetapi rasa tenang membantu mengendalikan volatilitas pasar yang lebih luas.

Di sisi ekonomi, penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS turun tajam pada Mei, turun 13,7 persen dari April ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 623 ribu unit, menurut data yang dirilis oleh Biro Sensus AS.

Angka Mei juga menandai penurunan sebesar 6,3 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2024 dan jauh di bawah rata-rata enam bulan sebesar 671 ribu dan rata-rata satu tahun sebesar 676 ribu. Angka tersebut juga lebih rendah dari rata-rata sebelum pandemi dari 2019, ketika penjualan rumah baru bulanan mencapai rata-rata 685 ribu unit.

Adapun, saham-saham perusahaan teknologi terbesar di dunia beragam pada hari Rabu. Raksasa chip AI Nvidia naik 4,33 persen ke rekor tertinggi, sementara Alphabet naik 2,24 persen. Microsoft, Apple, dan Broadcom semuanya membukukan kenaikan moderat.

Sebaliknya, saham Tesla turun 3,79 persen setelah data menunjukkan penjualan produsen kendaraan listrik itu di Uni Eropa menurun pada Mei untuk bulan kelima berturut-turut. Amazon dan Meta Platforms masing-masing turun kurang dari 0,5 persen.

Perhatian pasar kini beralih ke rilis laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Jumat, pengukur inflasi pilihan Fed. Para ekonom memperkirakan PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, akan meningkat pada Mei dibandingkan dengan April. Setiap tanda tarif mulai memengaruhi harga konsumen akan diteliti dengan saksama.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)