BI Rate Ditahan, Rupiah Menguat Dua Poin ke Rp16.585/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

BI Rate Ditahan, Rupiah Menguat Dua Poin ke Rp16.585/USD

Husen Miftahudin • 22 October 2025 16:21

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, meski tipis.

Ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI Rate di level 4,75 persen, sejalan dengan upaya bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang cukup tinggi,.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 22 Oktober 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.585 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat tipis dua poin atau setara 0,01 persen dari posisi Rp16.587 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat tipis dua poin, sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp16.585 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.587 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance justru menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.615 per USD. Rupiah melemah sebanyak 31 poin atau setara 0,19 persen dari Rp16.584 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.617 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 28 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.589 per USD.
 

Baca juga: Khawatir Rupiah Makin Jeblok, BI Tahan Suku Bunga BI Rate di Level 4,75%
 

Menanti perundingan perdagangan AS-Tiongkok 


Menurut Ibrahim, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen investor yang tengah mencermati perkembangan perundingan perdagangan AS-Tiongkok karena para pejabat dari kedua negara akan bertemu minggu ini di Malaysia.

Trump mengatakan ia berharap dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang rencananya akan ia temui di Korea Selatan minggu depan. Selain itu, pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda bulan ini.

"Investor juga memantau ketegangan antara AS dan Venezuela, produsen minyak utama. Serangan AS terhadap Venezuela di perairan internasional disebut sebagai eskalasi yang berbahaya dan merupakan eksekusi di luar hukum," terang Ibrahim.

Investor juga tetap berhati-hati menjelang laporan indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Jumat, yang diharapkan akan memberikan panduan penting menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve minggu depan.

"Penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung telah meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan, dengan sebagian kalender data ekonomi terganggu," tutur dia.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

BI Rate ditahan


Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75 persen. Suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 3,75 persen dan suku bunga lending facility dipertahankan di level 5,50 persen.

Keputusan ini disebut sejalan dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen.

Upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamentalnya di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Ke depan, BI menyatakan akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar rupiah dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga atau BI-Rate.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)