Kekhawatiran Tarif Trump Berlanjut, Saham Berjangka AS Jeblok

Ilustrasi. Foto: Xinhua/Michael Nagle.

Kekhawatiran Tarif Trump Berlanjut, Saham Berjangka AS Jeblok

Husen Miftahudin • 2 June 2025 09:04

New York: Indeks saham berjangka Amerika Serikat (AS) anjlok pada Minggu malam waktu setempat, tertekan oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif bea masuk baja dan memperingatkan pungutan perdagangan akan tetap berlaku.
 
Mengutip Investing.com, Senin, 2 Juni 2025, pasar juga gelisah menjelang sejumlah isyarat ekonomi pada Senin, termasuk data indeks manajer pembelian utama serta pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
 
Sentimen juga terganggu oleh laporan tentang serangan teroris pada sebuah demonstrasi di Boulder, Colorado, juga meningkatnya aksi militer antara Rusia dan Ukraina yang merusak perundingan perdamaian.
 
Harga berjangka turun setelah Wall Street mencatat kenaikan yang luar biasa sepanjang Mei, karena investor menyambut baik beberapa deeskalasi dalam agenda perdagangan Trump, terutama kesepakatan sementara dengan Tiongkok.
 
Namun, komentar terbaru dari pemerintahan Trump menunjukkan pembicaraan dengan Tiongkok telah terhenti, sementara rencananya untuk menaikkan tarif kemungkinan akan terus berlanjut.
 
Kontrak berjangka S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 5.899,25 poin, sementara kontrak berjangka Nasdaq 100 turun 0,3 persen menjadi 21.307,25 poin. Sedangkan kontrak berjangka Dow Jones turun 0,3 persen menjadi 42.170,0 poin.
 

Baca juga: Trump Umumkan Kenaikan Tarif Impor Baja hingga 50%
 

Trump menaikkan tarif baja

 
Trump pada Jumat (30/5) mengatakan ia akan menaikkan tarif impor baja menjadi 50 persen dari 25 persen, berlaku mulai 4 Juni. Trump juga menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan baru-baru ini untuk mencabut tarif.
 
Ia mengeluarkan ancaman terselubung terhadap Beijing, dan mengatakan ia akan segera berbicara dengan Presiden Xi Jinping. Namun, baik Trump maupun pemerintahannya tidak menjelaskan secara rinci bagaimana Tiongkok telah melanggar perjanjian tersebut.
 
Secara terpisah, Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan tarif Trump akan tetap berlaku, terutama dalam menghadapi tantangan hukum.
 
Pengadilan perdagangan federal minggu lalu memutuskan untuk memblokir sebagian besar agenda tarif Trump, meskipun agenda tersebut dengan cepat dikembalikan oleh pengadilan banding. Kasus tersebut diperkirakan akan sampai ke Mahkamah Agung, meskipun Trump memperingatkan ia akan melanjutkan tarifnya menggunakan mekanisme lain.
 
Perselisihan hukum atas tarif Trump terjadi sebelum batas waktu Juli untuk mencapai kesepakatan dagang dengan mitra dagang utama. Jika gagal, Trump berencana mengenakan tarif tinggi terhadap ekonomi global utama.


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Menanti data PMI dan pidato Powell

 
Beberapa isyarat mengenai ekonomi AS akan dirilis pada Senin, dimulai dengan data PMI dari S&P dan ISM. Sejumlah pejabat Fed juga akan berpidato, terutama Ketua Jerome Powell dalam sebuah konferensi di Washington DC.
 
Fokus akan lebih banyak tertuju pada komentar lebih lanjut tentang ekonomi AS, terutama setelah data indeks harga PCE minggu lalu yang menunjukkan pengukur inflasi pilihan Fed sedikit menurun.
 
Indeks-indeks Wall Street mencatat kinerja yang tenang pada perdagangan Jumat (30/5), tetapi mencatat keuntungan yang sangat besar untuk sepanjang Mei.
 
Indeks S&P 500 tercatat berakhir datar di 5.911,69 poin, tetapi melonjak lebih dari enam persen pada Mei. Nasdaq Composite turun 0,3 persen menjadi 19.113,77 poin, tetapi naik hingga dua persen selama Mei. Dow Jones Industrial Average ditutup datar di 42.470,07 poin, tetapi naik 3,9 persen pada Mei.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)