Dolar AS Mulai Menguat usai The Fed Tahan Suku Bunga

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Dolar AS Mulai Menguat usai The Fed Tahan Suku Bunga

Eko Nordiansyah • 21 March 2025 09:05

New York: Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap sekeranjang mata uang, diperdagangkan lebih kuat terhadap rekan-rekan utamanya pada hari Kamis, menghindari tekanan penurunan lebih lanjut. Meskipun data ekonomi lebih kuat, indeks tetap terkurung dalam kisaran 103,00–104,00.

Dilansir dari FXStreet, Jumat, 21 Maret 2025, para pedagang tetap fokus pada sikap kebijakan terbaru Federal Reserve (The Fed), yang memperkuat ekspektasi untuk dua penurunan suku bunga pada tahun 2025.

Ketua Fed Jerome Powell menyebut dampak inflasi dari tarif sebagai efek sementara, tetapi mengakui kesulitan dalam menilai implikasi yang lebih luas. Risiko resesi telah meningkat, meskipun Powell menunjukkan bahwa risiko tersebut tetap relatif rendah untuk saat ini.

Imbal hasil obligasi AS turun saat para investor mencari keamanan di Treasury di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Ekspektasi imbal hasil yang lebih rendah setelah The Fed mulai menurunkan suku bunga memperkuat permintaan untuk obligasi AS.

Di sisi lain, ketidakpastian geopolitik tetap tinggi, dengan tidak ada jalur yang jelas menuju gencatan senjata di Ukraina. Sementara itu, ketegangan juga meningkat di Turki dan Gaza.
 

Baca juga: 


(Ilustrasi dolar AS. MI/Ramdani)

Dolar AS tetap stabil


Indeks Dolar AS terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tetapi momentum kenaikan tetap terbatas. Relative Strength Index (RSI) secara bertahap bergerak lebih tinggi, sementara histogram Moving Average Convergence Divergence (MACD) tetap berada di wilayah negatif, meskipun tekanan bearish mulai mereda.

Resistance terdekat berada di 104,20, dengan hambatan lebih lanjut di 104,80 dan 105,20. Di sisi negatif, 103,40 berfungsi sebagai support awal, dengan penembusan lebih rendah mengekspos 102,90.

Selain itu, crossover bearish antara simple moving averages (SMA) 20-hari dan 100-hari di sekitar 105,00 menunjukkan potensi risiko penurunan, yang dapat bertindak sebagai sinyal jual jika berlanjut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)