Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.
Husen Miftahudin • 27 September 2023 09:45
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 27 September 2023, rupiah dibuka di level Rp15.498 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun delapan dua poin atau setara 0,05 persen dari Rp15.490 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.499 per USD, turun 15 poin atau setara 0,09 persen dari Rp15.484 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah pada perdagangan di sepanjang hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Namun demikian, mata uang Garuda tersebut ditutup kembali melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.480 per USD hingga Rp15.550 per USD," ungkap Ibrahim dikutip dari analisis harian.
Baca juga: Dolar AS Menguat, Capai Level Tertinggi dalam 10 Bulan
Optimisme pertumbuhan ekonomi
Ibrahim mengungkapkan, pemerintah memproyeksikan optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 akan mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen. Sementara, para ekonom hanya memproyeksikan di rentang 4,9 persen hingga 5,1 persen.
Pemerintah berkeyakinan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global 2024 yang diproyeksikan oleh beberapa organisasi internasional, seperti World Bank dari 2,1 persen menjadi 2,4 persen, International Monetary Fund (IMF) 3 persen, serta Organization Economic Cooperation and Development (OECD) dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen.
"Walaupun masih ada ketidakpastian global, Namun
pertumbuhan ekonomi tersebut dapat ditopang oleh inflasi yang terkendali dan efek pemilihan umum (Pemilu) 2024," jelas dia.
Dari Pemilu 2024 tersebut dapat menimbulkan dua dampak, di antaranya dampak langsung ke konsumsi pemerintah dan dampak tidak langsung ke konsumsi masyarakat. Dampak langsungnya akan masuk ke konsumsi pemerintah jadi komponen konsumsi pemerintah di PDB itu adalah menampung komponen belanja pemerintah yang sifatnya operasional, seperti belanja material atau belanja barang.
"Sedangkan, belanja pemerintah untuk Pemilu 2024 telah dianggarkan sebesar Rp11,52 triliun di 2023 dan senilai Rp15,97 triliun pada 2024," papar Ibrahim.
Adapun, pemilu juga bisa mendorong belanja bagi para calon legislatif yang nantinya dapat mengerek konsumsi lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) dalam komponen produk domestik bruto (PDB), serta memberikan dampak tak langsung pada peningkatan konsumsi masyarakat.