Syahrul Yasin Limpo. (tangkapan layar)
Medcom • 12 October 2023 20:41
Jakarta: Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut konflik kepentingan dalam aksi jemput paksa mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sangat kental terasa. Pasalnya, kini pimpinan KPK tengah terseret kasus pemerasan di Polda Metro Jaya.
"Conflict of interets-nya nyata sekali," jelas Novel dalam Breaking News Metro TV, Kamis, 12 Oktober 2023.
Menurut Novel, aksi yang dilakukan KPK dengan menjemput paksa SYL sangat berbahaya. Dia mengaku mengkahawatirkan sesuatu.
"Saya khawatir ini cara untuk menghalangi penyidikan di Polda Metro Jaya," ungkap dia.
SYL telah dijemput paksa KPK pada Kamis sore, 12 Oktober 2023, di kawasan Barito, Jakarta Selatan. SYL tiba di gedung KPK pukul 19.17 WIB.
Syahrul tiba menaiki mobil hitam. Mengenakan topi hitam dan masker, Syahrul langsung masuk ke Gedung Merah Putih tanpa menyampaikan keterangan apapun.
Sebelumnya, Syahrul menyampaikan bakal menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat, 13 Oktober 2023. Dia menyatakan siap menjalani proses hukum sebagai tersangka.
"Saya sudah siap lahir dan batin untuk menghadapi ini sesuai dengan hukum dan hak-hak saya sebagai tersangka," kata Syahrul melalui keterangan tertulis, Kamis, 12 Oktober 2023.
Syahrul mengaku sudah berkoordinasi dengan penyidik untuk penjadwalan pemanggilan ulang. Permintaan keterangan besok berlangsung di siang hari.
Syahrul sejatinya dipanggil pada Rabu, 11 Oktober 2023. Namun, saat itu dia izin menjenguk orang tuanya di kampung halaman.
"Saya sampai di Jakarta dini hari ini. Saya segera kembali ke Jakarta sebagai wujud komitmen saya untuk kooperatif menghadapi proses hukum di KPK," ucap Syahrul.