Ilustrasi rupiah. Foto: MI.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini sudah tumbang di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), setelah kemarin sempat berhasil menguat meski tipis.
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 27 Maret 2024, rupiah hingga pukul 9.42 WIB berada di level Rp15.838 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 46 poin atau setara 0,29 persen dari Rp15.792 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.833 per USD, turun hingga 48 poin atau setara 0,30 persen dari Rp15.785 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi, rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar ditutup melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.780 per USD hingga Rp15.850 per USD," ucap Ibrahim, dikutip dari analisis hariannya.
Suku bunga Fed
Sejalan dengan hal tersebut, Ibrahim mengungkapkan adanya upaya The Fed yang menandai kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada tahun ini, namun menambahkan hal ini akan sangat bergantung pada jalur inflasi.
"Hal ini membuat rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang merupakan ukuran inflasi dasar yang disukai The Fed, menjadi fokus perhatian, meskipun hal ini akan dirilis ketika pasar tutup pada Jumat Agung," terang Ibrahim dikutip dari analisis hariannya.
Selain itu, ada sejumlah pejabat Fed yang akan berbicara minggu ini termasuk Ketua Fed Jerome Powell, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, dan gubernur Fed Lisa Cook dan Christopher Waller.
Komentar mereka juga akan dipelajari dengan cermat seiring pasar mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga, termasuk kemungkinan bank sentral mulai menurunkan
suku bunga pada Juni.
Taruhan penurunan suku bunga pada Juni oleh Bank Sentral Eropa dan Bank of England telah meningkat secara substansial setelah Swiss National Bank (SNB) menjadi bank sentral besar pertama yang menurunkan biaya pinjaman minggu lalu.
Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan, penurunan suku bunga merupakan hal yang wajar dalam permainan tahun ini.
Selain itu, Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan pada akhir pekan lalu, ECB mungkin berada dalam posisi untuk menurunkan suku bunga sebelum reses musim panas, mungkin pada Juni, karena inflasi sedang menuju kembali ke target bank sebesar dua persen.
"Eropa akan melakukan pengujian inflasi minggu ini dengan data harga konsumen yang dikeluarkan dari Prancis, Italia, Belgia, dan Spanyol, menjelang laporan CPI zona euro secara keseluruhan minggu depan," terang Ibrahim.