Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo menandatangani kerja sama pembangunan Build Own Operate Transfer (BOOT) untuk proyek Compressed Biomethane Gas dengan PT reNIKOLA Primer Energi. Foto: dok PalmCo.
Ade Hapsari Lestarini • 19 August 2024 21:53
KEK Sei Mangkei: Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo menandatangani kerja sama pembangunan Build Own Operate Transfer (BOOT) untuk proyek Compressed Biomethane Gas dengan PT reNIKOLA Primer Energi yang merupakan perusahaan joint venture reNIKOLA Grup Malaysia.
Memulai pembangunan CBG perdana di Pabrik Kelapa Sawit Tinjowan PTPN IV di Sumatra Utara, reNIKOLA melalui PT RPE berencana membangun 40 fasilitas serupa di PKS PalmCo dengan total investasi mencapai USD240 juta.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyebutkan kerja sama ini sejalan dengan visi PTPN untuk terus berkontribusi dalam upaya-upaya membangun circular economy yang tidak hanya berfokus pada revenue, namun juga menaruh konsentrasi tinggi terhadap kelestarian lingkungan.
"Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari MoU yang telah ditandatangani tahun lalu. Insyaallah akan menjadi salah satu pembuka jalan bagi Indonesia dan Malaysia, untuk bersama-sama menggesa dekarbonisasi, membangun circular economy, dan menciptakan bumi yang aman ditinggali oleh anak cucu kita nanti," kata Jatmiko, dalam keterangan tertulis, Senin, 19 Agustus 2024.
CBG merupakan salah satu bentuk energi baru terbarukan yang bersumber dari limbah cair hasil pengolahan minyak sawit. Unit CBG di PKS Tinjowan PTPN IV tersebut akan menghasilkan energi sebesar 161 ribu MMBTU/millions of british thermal units per tahun dan diperhitungkan mampu menyerap 30 ribu ton karbon yang merupakan sumber emisi Gas Rumah Kaca.
"Jika PT RPE dan reNIKOLA mampu membangun 40 CBG di PalmCo, maka kita akan mampu menghasilkan 6,4 juta MMBTU yang dapat digunakan di dalam negeri sebagai ketahanan energi, sekaligus mampu menyerap 680 ribu ton karbon/CO2 equivalen per tahun sebagai upaya dekarbonisasi," beber dia.
Jatmiko berharap melalui kerja sama ini, Indonesia dan Malaysia selaku dua negara produsen terbesar CPO dunia yang sama-sama menyatakan patuh kepada Paris Agreement 2015, yakni suatu traktat internasional yang mengawal negara-negara untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lain untuk membatasi pemanasan global, dapat menjadikan proyek BOOT antara PalmCo dan reNIKOLA sebagai percontohan bagi pelaku industri lainnya.
"Harapannya, PalmCo dapat berkontribusi mendukung akselerasi penurunan emisi hingga 40 persen di 2030 dan net zero emission bahkan lebih cepat dari 2060," ujar Jatmiko.
Baca juga: 'Jihad' Industri Gula: Benahi Ekosistem & Penguatan Tebu Rakyat |