Dolar AS. Foto: dok MI.
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), pulih dari level terendah enam minggu terhadap euro, bahkan ketika investor tetap khawatir tentang potensi kerusakan ekonomi dari perang dagang yang dilancarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Mengutip Xinhua, Rabu, 4 Juni 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,53 persen menjadi 99,228.
Pada akhir perdagangan New York tersebut, euro turun menjadi USD1,1375 dari USD1,1441 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3525 dari USD1,3540 pada sesi sebelumnya.
Sementara, dolar AS dibeli 143,91 yen Jepang, lebih tinggi dari 142,82 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS bertambah menjadi 0,8238 franc Swiss dari 0,8170 franc Swiss.
Mata uang Negeri Paman Sam tersebut juga naik menjadi 1,3716 dolar Kanada dari 1,3712 dolar Kanada. Dolar AS juga naik menjadi 9,6231 Kronor Swedia dari 9,5267 Kronor.
(Dolar AS. Foto: Freepik)
Sentimen ekonomi global
Data sebelumnya menunjukkan inflasi di zona euro melambat di bawah target Bank Sentral Eropa sebesar dua persen, yang mendukung ekspektasi penurunan suku bunga akhir minggu ini. Sementara, pasar ekuitas global telah pulih secara luas dari aksi jual pada awal April.
Di sisi lain, bea masuk AS atas impor baja dan aluminium akan naik dua kali lipat menjadi 50 persen mulai Rabu, 4 Juni 2025, hari yang sama ketika pemerintahan Trump mengharapkan negara-negara untuk mengajukan penawaran terbaik mereka dalam negosiasi perdagangan.
Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping kemungkinan akan segera menelepon untuk menyelesaikan perbedaan perdagangan, kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent, meskipun ada tuduhan dari Kementerian Perdagangan Tiongkok dimana AS melanggar perjanjian perdagangan mereka.
Pada Selasa, data menunjukkan
lowongan pekerjaan AS meningkat pada April, tetapi PHK meningkat dalam suatu langkah yang konsisten dengan pasar tenaga kerja yang melambat di tengah prospek ekonomi yang meredup karena tarif.
Pejabat Federal Reserve kembali berargumen untuk berhati-hati pada kebijakan moneter karena perang dagang Trump terus menyuntikkan sejumlah besar ketidakpastian dan risiko pelemahan ekonomi ke dalam prospek.
Kekhawatiran fiskal juga telah memunculkan tema 'jual Amerika' yang telah menyebabkan aset dolar dari saham hingga obligasi Treasury turun dalam beberapa bulan terakhir.
Kekhawatiran tersebut menjadi fokus tajam minggu ini saat Senat mulai mempertimbangkan pemotongan pajak dan RUU belanja pemerintah, yang diperkirakan akan menambah USD3,8 triliun ke utang pemerintah federal sebesar USD36,2 triliun.