Top 5 Ekonomi: Profil Bos Gudang Garam hingga Gaya Menkeu Purbaya Disorot DPR

Presiden Direktur Gudang Garam Susilo Wonowidjojo. Foto: dok Forbes.

Top 5 Ekonomi: Profil Bos Gudang Garam hingga Gaya Menkeu Purbaya Disorot DPR

Husen Miftahudin • 11 September 2025 07:21

Jakarta: Sejumlah berita ekonomi pada Rabu, 10 September 2025, terpantau menjadi perhatian para pembaca Metrotvnews.com. Berita itu mulai dari profil Bos Gudang Garam Susilo Wonowidjojo hingga Menkeu Purbaya minta maaf dan disorot DPR.

Berikut rangkuman berita selengkapnya:

1. Profil Bos Gudang Garam Susilo Wonowidjojo

Di tengah sorotan publik terkait isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawan PT Gudang Garam Tbk, perhatian juga tertuju pada sosok pucuk pimpinan perusahaan, Susilo Wonowidjojo.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Rapat Perdana dengan DPR, Menkeu Purbaya: Waktu Ketua LPS Agak Koboi, Sekarang Enggak Boleh

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menghadiri rapat perdana dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR Senayan, Jakarta. Di awal rapat, Purbaya menyebut akan menyampaikan materi secara hati-hati.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Cara Membayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk Karyawan hingga PMI

Pemerintah terus meningkatkan kesejahteraan pekerja di Indonesia melalui program yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan merupakan program jaminan sosial yang memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.

Baca berita selengkapnya di sini.
 

Baca juga: Cara Cek Saham yang Bakal IPO hingga Purbaya Minta Anak Buah 'Pasang Kuping'

4. Diskon 50% Tambah Daya Listrik Berlaku hingga 17 September, Begini Caranya

PT PLN (Persero) memberikan promo diskon tambah daya listrik 50 persen yang berlaku mulai 4 hingga 17 September 2025. Program ini merupakan apresiasi kepada pelanggan melalui program spesial bertajuk Kado Listrik Ceria (KALCER).

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Baru Menjabat, Menkeu Purbaya Minta Maaf dan Disorot DPR

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya terkait tuntutan 17+8 dari masyarakat dinilai kurang tepat. Ia mengakui salah bicara dan menyebut pernyataan tersebut menjadi pelajaran penting baginya.

Baca berita selengkapnya di sini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)