Harga Emas Dunia Turun di Bawah USD2.500

Ilustrasi emas dunia. Foto: Unsplash.

Harga Emas Dunia Turun di Bawah USD2.500

Husen Miftahudin • 20 August 2024 10:11

Chicago: Harga emas anjlok pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), satu sesi setelah menembus batas atas USD2.500 per ons dan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa saat para investor mengamati simposium tahunan Fed di Jackson Hole, Wyoming, akhir minggu ini untuk mencari sinyal pemangkasan suku bunga.

Mengutip Goldprice.org, Selasa, 20 Agustus 2024, emas merosot ke USD2.501 per ons pada perdagangan awal, turun USD4,39. Pada sesi sebelumnya di Jumat, logam kuning meroket ke level tertinggi sepanjang masa di USD2.509 per ons karena investor memanfaatkan daya tariknya sebagai aset safe haven akibat memburuknya kondisi di Timur Tengah dan melemahnya dolar.

Sementara itu, perak terus membangun momentum dari sesi Jumat, diperdagangkan pada USD29,40 per ons, naik sebesar USD0,43 atau menambah keuntungan sebesar 1,5 persen.

Investor emas batangan akan menunggu dua peristiwa penting minggu ini yang dapat menentukan arah kebijakan Fed terkait pemangkasan suku bunga bulan depan.

Risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal periode Juli akan dirilis pada Rabu, diikuti oleh pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat di Simposium Ekonomi Jackson Hole tahunan di Wyoming.
 

Baca juga: Dolar Melemah, Harga Emas Berpotensi Meroket Lebih dari USD2.500
 

Fed diyakini bakal segera sunat suku bunga


Hingga Senin, sekitar tiga perempat investor memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin saat para pembuat kebijakan bertemu lagi pada 17-18 September, menurut CME FedWatch Tool.

Sentimen pasar awalnya memperkirakan pemangkasan yang lebih berani, dimulai pada 50 basis poin, tetapi serangkaian laporan ekonomi yang kuat sementara itu mendorong revisi prospek. Meskipun demikian, para pedagang tetap optimis dengan daya tahan emas.

"Meskipun emas telah mencapai rekor tertinggi baru, kami memperkirakan harga akan bergerak lebih tinggi lagi dalam beberapa bulan mendatang, dengan harga diperkirakan mencapai USD2.600 (per ons) pada akhir tahun," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

"Semua mata akan tertuju pada pidato Powell di Jackson Hole pada hari Jumat dan setiap indikasi penurunan suku bunga yang akan segera terjadi," tambah dia menjelaskan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)