Rupiah Kamis Pagi Tergelincir ke Rp15.540/USD

Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Kamis Pagi Tergelincir ke Rp15.540/USD

Husen Miftahudin • 7 December 2023 09:38

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 7 Desember 2023, rupiah hingga pukul 09.20 WIB berada di level Rp15.540 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 46 poin atau setara 0,30 persen dari Rp15.494 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.534 per USD, turun hingga 45 poin atau setara 0,29 persen dari Rp15.489 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meski demikian rupiah kemungkinan besar akan mengalami penguatan.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.460 per USD hingga Rp15.550 per USD," ujar Ibrahim.

Baca juga: Flat di Tengah Beragam Data Ekonomi">Dolar AS Hampir Flat di Tengah Beragam Data Ekonomi
 

Waspada inflasi pangan jelang akhir tahun


Ibrahim mengungkapkan, tingkat inflasi pada Desember 2023 diperkirakan akan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah hari raya Natal dan Tahun Baru.

"Secara siklus inflasi di akhir tahun kecenderungan naik, terutama pada produk yang sifatnya bahan pangan," tutur dia.

Oleh karena itu, pemerintah diminta mewaspadai inflasi pangan terutama karena Indonesia baru mengalami badai El Nino yang dapat mengurangi pasokan bahan pangan. Di samping itu, pemerintah juga diminta mewaspadai inflasi karena peningkatan permintaan di tengah penyelenggaraan kampanye menuju pemilihan umum pada 2024.

Adapun bantuan sosial (bansos) yang akan digelontorkan oleh pemerintah dinilai tidak dapat secara signifikan mengatasi inflasi, tapi bisa mengurangi dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.

"Ketika inflasi menghantam atau menggerus daya beli masyarakat, maka pemerintah juga harus memastikan bansos terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran ke masyarakat bawah," tegas Ibrahim.

Bank Indonesia (BI) menyebut inflasi terjaga sebagai hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat serta pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2023 sebesar 2,86 persen secara tahunan atau lebih tinggi dari 2,56 persen secara tahunan pada bulan sebelumnya.

Inflasi tersebut tercatat masih berada di kisaran perkiraan pemerintah yang sebesar tiga persen plus minus satu persen pada tahun ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)