Ilustrasi. Foto: dok MI.
Media Indonesia • 17 April 2024 16:39
Jakarta: Pemerintah didorong untuk mempersiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menghadapi tekanan eksternal, utamanya dari sisi kenaikan harga minyak dunia. Kesiapan itu diperlukan untuk menjaga stabilitas perekonomian di dalam negeri.
"Dampak kenaikan harga minyak dunia akan menjadi beban besar bagi APBN kita. Karenanya pemerintah harus mempersiapkan kesiapan APBN menghadapi tekanan eksternal imbas dari kenaikan harga minyak dan depresiasi rupiah," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Said Abdullah kepada Media Indonesia, Rabu, 17 April 2024.
Kesiapan dan kesanggupan APBN dinilai menjadi kunci menghadapi gejolak eksternal yang terjadi saat ini. Sebab, kata Said, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp500 terhadap dolar AS dan harga minyak naik USD10 per barel akan mengerek nilai subsidi dan kompensasi BBM hingga Rp100 triliun.
Sementara dalam asumsi makro APBN 2024, pemerintah menempatkan rupiah di level Rp15.000 per USD dan Indonesia Crude Price (ICP) senilai USD82 per barel. Antisipasi kebijakan dinilai perlu untuk meredam dampak situasi global.
Apalagi sejumlah pandangan juga telah menyatakan harga minyak mentah dunia dapat menembus USD120 per barel jika distribusi minyak bumi melalui Selat Hormuz terganggu. Pasalnya itu merupakan jalur penopang 21 persen lalu lintas minyak bumi dunia.
Baca juga: Pemerintah Pelototi Harga Minyak Imbas Konflik Iran-Israel Memanas |