Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 15 January 2024 20:09
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, meski pelemahan tersebut tipis.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 15 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.555 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah lima poin atau setara 0,03 persen dari posisi Rp15.550 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, surplus neraca perdagangan yang dicetak Indonesia pada Desember 2023 tak mampu menyelamatkan rupiah dari pelemahan.
Adapun, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus sebesar USD3,31 miliar pada Desember 2023. Angka ini naik USD0,90 miliar bila dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya dengan surplus sebesar USD2,41 miliar.
Menurut Ibrahim, ekspor Indonesia mengalami penurunan karena permintaan yang lemah, terutama dari negara-negara mitra dagang. Itu terjadi akibat aktivitas perdagangan global yang masih lemah.
"Sementara, impor sudah mulai menunjukkan perbaikan pada impor bahan baku dan konsumsi karena ekonomi domestik yang kuat," terang dia.
Baca juga: Rupiah Melemah Tipis ke Rp15.554/USD
Ekspektasi penurunan suku bunga Fed
Di sisi lain, jelas Ibrahim, pasar tampaknya mempertahankan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve. Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret 2023, naik dari peluang 64 persen yang terlihat pada minggu lalu.
Taruhan terhadap penurunan suku bunga lebih awal diperkuat oleh data pada Jumat, yang menunjukkan inflasi indeks harga produsen turun lebih dari perkiraan pada Desember. Namun laporan tersebut didahului oleh data yang menunjukkan kenaikan inflasi CPI yang lebih besar dari perkiraan pada bulan tersebut.
"Fokus kini tertuju pada pidato sejumlah pejabat The Fed pada minggu ini, yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai rencana bank tersebut untuk menurunkan
suku bunga tahun ini. Data penjualan ritel AS juga akan dirilis akhir pekan ini, dan diperkirakan akan menjadi faktor dalam prospek inflasi negara tersebut," papar dia.
Selain itu, Bank Rakyat Tiongkok secara tak terduga mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah tidak berubah. Langkah ini menunjukkan tidak adanya perubahan pada suku bunga acuan pinjaman PBOC pada Januari.
"Namun tidak adanya penurunan suku bunga juga menunjukkan bahwa PBOC memiliki ruang terbatas untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut dan mendukung perekonomian Tiongkok," jelas Ibrahim.
Data produk domestik bruto kuartal keempat, yang dirilis pada Rabu, diperkirakan menunjukkan perekonomian Tiongkok tumbuh lebih dari target pemerintah sebesar lima persen pada 2023. Namun pertumbuhan tersebut juga berasal dari basis yang rendah dibandingkan dengan 2022.
"Kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi pascacovid di Tiongkok membebani yuan sepanjang tahun lalu, dengan mata uang tersebut berada di peringkat unit Asia dengan kinerja terburuk pada tahun 2023," ucap Ibrahim.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup melemah.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.530 per USD hingga Rp15.590 per USD," tutup Ibrahim.