Bank Mandiri Klaim Menjadi Pionir Perdagangan Bursa Karbon

Gedung Bank Mandiri. Foto: Dokumen Bank Mandiri

Bank Mandiri Klaim Menjadi Pionir Perdagangan Bursa Karbon

Annisa Ayu Artanti • 3 October 2023 14:55

Jakarta: PT Bank Mandiri Tbk mengklaim menjadi pionir perdagangan bursa karbon lantaran terus mengakselerasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
 
Perbankan pelat merah ini memiliki komitmen pada penurunan emisi dan mendorong ekonomi rendah dalam berbagai tindakan nyata. Terkini, Bank Mandiri menjadi pionir di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) dengan membeli 3.000 ton karbon pada perdagangan perdana, Selasa, 26 September 2023.
 
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan pembelian kredit karbon merupakan bentuk dukungan Bank Mandiri terhadap perdagangan Karbon Indonesia dan menurunkan emisi.
 
"Keberadaan bursa karbon penting bagi Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), demi tercapainya Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat," ujar Alexandra, dalam keterangan resmi, Selasa, 3 Oktober 2023.

Baca juga: Implementasi Green Banking, BNI Borong 40 Ribu Unit Karbon
 
Keberadaan bursa karbon dapat mendukung tercapainya target NZE 2060 yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
 
Merespons target pemerintah tersebut, Bank Mandiri pun telah menetapkan komitmen untuk mencapai NZE Operations pada 2030 dan NZE Financed Emissions (scope 3) di 2060.
 
Alexandra memaparkan Bank Mandiri terlibat langsung dalam proses persiapan peluncuran Bursa Karbon Indonesia. Bank Mandiri secara aktif berdiskusi dengan regulator dan pelaku pasar, serta menjadi satu-satunya pembicara dalam bidang perbankan dalam Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seminar ini berlangsung pada Juli sampai dengan September 2023 di lima kota, yakni Surabaya, Balikpapan, Makassar, Medan, dan Jambi.
 
Setelah bursa karbon beroperasi, Bank Mandiri menanti terbitnya peraturan teknis yang mengatur peran lembaga keuangan dan perbankan dalam perdagangan karbon. Peraturan teknis tersebut merupakan turunan dari Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon. 
 
"Kami dengan aktif melakukan koordinasi bersama OJK untuk mempersiapkan keikutsertaan Bank Mandiri dalam pasar karbon," ujar Alexandra.

Kurangi emisi gas rumah kaca 

Tak hanya mendukung bursa karbon, Bank Mandiri juga konsisten melakukan berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan visi "Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future", Bank Mandiri menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan kartu ramah lingkungan, yakni kartu prepaid (e-money) dan kartu debit dari plastik daur ulang (R-PVC), serta cardless credit card yang berpotensi dapat menurunkan emisi sebesar 2.250 ton CO2 eq per tahun.
 
Tak hanya itu, bank yang pada 2 Oktober 2023 akan genap berusia seperempat abad ini, terus berinovasi untuk menurunkan emisi karbon melalui kegiatan operasionalnya, seperti dengan menciptakan fitur digital carbon tracking dan melakukan carbon off-setting melalui nature based-solution (NBS).
 
Selain itu, bank berlogo pita emas ini menerapkan green operation yang di antaranya melalui proses digitalisasi proses bisnis, menggunakan electric vehicle sebagai kendaraan operasional, pemasangan panel surya, serta optimalisasi air daur ulang di kantor operasionalnya.
 
Bank Mandiri merupakan ESG Market Leader yang berkomitmen mengembangkan green financing di Tanah Air. Melalui pembiayaan hijau ini, Bank Mandiri mendukung proyek-proyek atau kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
 
Penyaluran pembiayaan hijau Bank Mandiri terus bertumbuh secara konsisten. Per Juni 2023 lalu, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hijau naik 9,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp115 triliun. Realisasi ini menjadikan Bank Mandiri sebagai market leader green financing di industri perbankan Tanah Air dengan penguasaan pasar sekitar 30 persen.
 
"Realisasi ini merupakan bukti nyata penerapan keuangan berkelanjutan oleh Bank Mandiri sekaligus wujud komitmen kami mendukung transisi Indonesia menuju net zero emission (NZE) 2060 dan tercapainya United Nations Sustainable Development Goals (UN SDGs)," jelas dia. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)