Melemah Lagi, Rupiah Masih Kebingungan Lawan Kedigdayaan Dolar AS

Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Melemah Lagi, Rupiah Masih Kebingungan Lawan Kedigdayaan Dolar AS

Husen Miftahudin • 29 July 2025 09:50

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 29 Juli 2025, rupiah hingga pukul 09.20 WIB berada di level Rp16.382,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 19 poin atau setara 0,12 persen dari Rp16.363,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.336 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.

"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.350 per USD hingga Rp16.410 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
 

Baca juga: Pakta Perdagangan AS-UE Bikin Dolar 'Tindas' Mata Uang Utama Dunia
 

Dolar perkasa di tengah kesepakatan AS-UE


Ibrahim mengungkapkan, pelemahan rupiah disebabkan oleh keperkasaan dolar AS lantaran para pelaku pasar merespons positif berita kesepakatan kerangka kerja AS-Uni Eropa (UE) terkait tarif 15 persen untuk barang-barang UE yang masuk ke AS, turun dari 30 persen yang awalnya diusulkan.

Sementara itu, para pejabat tinggi AS dan Tiongkok dijadwalkan bertemu di Stockholm untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan dan dilaporkan mengupayakan perpanjangan gencatan senjata tarif mereka selama tiga bulan.

Menurut laporan South China Morning Post, kedua belah pihak ingin memperpanjang gencatan senjata tarif sebelum berakhir pada 12 Agustus, tanpa rencana untuk mengenakan bea baru atau meningkatkan ketegangan.

Pasar saat ini menantikan keputusan kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada hari Rabu (Kamis dini hari WIB), dan pasar secara umum memperkirakan suku bunga akan tetap stabil antara 4,25 persen dan 4,50 persen, probabilitas menunjukkan peluang sebesar 96 persen The Fed akan mempertahankan suku bunga dan sebesar empat persen The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

"Sebagian besar proyeksi mengarah penurunan suku bunga akan dilakukan paling cepat pada pertemuan di September," sebut Ibrahim.

Pasar juga akan memantau dengan cermat konferensi pers FOMC untuk mendapatkan beberapa petunjuk tentang jadwal penurunan suku bunga tahun ini. Sebagian besar pejabat The Fed tampaknya lebih memilih untuk terus menunggu dan melihat bagaimana tarif akan memengaruhi perekonomian sebelum mereka melakukan pemotongan.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Anomali angka kemiskinan


Di sisi lain, lanjut Ibrahim, pergerakan rupiah juga imbas anomali data kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan angka kemiskinan nasional menurun ke level terendah dalam dua dekade.

Tercatat, kemiskinan Indonesia mencapai 23,85 juta orang per Maret 2025. Namun dibalik capaian tersebut, angka kemiskinan di perkotaan ternyata mengalami kenaikan dari 6,66 persen pada September 2024 menjadi 6,73 persen pada Maret 2025.

Sebaliknya, kemiskinan di pedesaan sebesar 11,03 persen, menurun dibandingkan September 2024 yang sebesar 11,34%. Meskipun dilihat dari jumlahnya, kemiskinan di perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan fenomena angka kemiskinan di perkotaan meningkat. Penyebab kenaikan ini adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) laki-laki di kota yang mengalami kenaikan dari 5,87 persen menjadi 6,06 persen.

"Di sisi lain, pasar tenaga kerja Tanah Air menghadapi guncangan yang sulit pada paruh pertama tahun ini. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terpantau melejit lebih dari 30 persen, paling tinggi terjadi di Jawa Tengah," jelas Ibrahim.

Berdasarkan data dari Satudata Kementerian Ketenagakerjaan, sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat ada 42.385 pekerja yang mengalami PHK. Angka ini melonjak 32,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 32.064 orang.

Tercatat Jawa Tengah menjadi provinsi dengan PHK tertinggi sepanjang semester pertama mencapai 10.995 orang. Diikuti dengan Jawa Barat sebanyak 9.494 orang, Banten 4.267 orang, dan DKI Jakarta 2.821 orang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)