Wali santri mendapat kesempatan melihat jenazah anaknya di tempat pemandian jenazah di RS Bhayangkara Surabaya. (Metrotvnews.com/Amal)
Surabaya: Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya tidak hanya menjadi pusat identifikasi nasional bagi korban robohnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, tetapi juga memberikan ruang kemanusiaan bagi keluarga untuk memberikan penghormatan terakhir.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Timur, Kombes M. Khusnan Marzuki, mengatakan pihaknya memfasilitasi keluarga korban yang ingin memandikan, melihat, hingga menyalatkan jenazah sebelum proses penyerahan dan pemakaman dilakukan.
"Kami buka ruang bagi keluarga yang ingin melihat atau memandikan jenazah. Semua kami fasilitasi dengan pendampingan penuh. Ini bentuk penghormatan terakhir kami kepada para korban dan keluarganya,” kata Khusnan, Selasa, 7 Oktober 2025.
Wali santri mendapat kesempatan melihat jenazah anaknya di tempat pemandian jenazah di RS Bhayangkara Surabaya. (Metrotvnews.com/Amal)
Menurut Khusnan, proses ini dilakukan sebelum
penandatanganan serah terima jenazah kepada pihak keluarga. Tak semua keluarga sanggup menyaksikan kondisi korban, namun bagi yang siap, RS Bhayangkara memberikan fasilitas lengkap serta dukungan psikologis.
"Ada keluarga yang berani melihat langsung dan memandikan, tapi ada juga yang tidak sanggup. Semua kami hormati dan fasilitasi sesuai keyakinan mereka,” ujar Khusnan.
Selain memberikan ruang bagi keluarga, RS Bhayangkara juga menjadi pusat kerja tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur dalam proses pencocokan identitas korban. Hingga kini, proses rekonsiliasi data ante-mortem dan post-mortem masih berlangsung untuk memastikan keakuratan identitas, disertai pemeriksaan lanjutan melalui uji DNA laboratorium.
"Kami gunakan dua metode rekonsiliasi dan DNA. Mana yang hasilnya lebih cepat keluar, itu yang kami pakai. Prinsipnya tetap akurat, cepat, dan menghormati kemanusiaan,” jelas Khusnan.
Hingga Senin, 6 Oktober 2025, sebanyak 10 jenazah korban telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing. Proses penyerahan dilakukan di Posko RS Bhayangkara Surabaya, disertai salat jenazah bersama keluarga santri sebelum dimakamkan.
Tragedi robohnya bangunan Ponpes Al Khoziny menjadi ujian besar dalam sistem penanganan korban massal di Indonesia. Namun melalui langkah RS Bhayangkara Surabaya, penanganan tak hanya fokus pada aspek forensik, tapi juga mengedepankan nilai kemanusiaan dan keagamaan yang sejalan dengan budaya bangsa.