Rupiah Menguat Tipis Setelah Peluang Pemangkasan Suku Bunga Membesar

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.

Rupiah Menguat Tipis Setelah Peluang Pemangkasan Suku Bunga Membesar

Arif Wicaksono • 11 September 2024 09:43

Jakarta: Mata uang rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah naik setelah laju mata uang paman sam melemah karena peluang pemangkasan suku bunga The Fed membesar.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, 11 September 2024, meningkat 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.435 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.455 per USD.
 

Baca juga: Rupiah Melemah Tipis Jelang Rilis Data Inflasi Utama AS Terbaru


Rupiah naik setelah greenback memangkas sebagian kenaikan sebelumnya. Turunya laju dolar AS setelah imbal hasil obligasi Treasury AS turun menjelang pembacaan Indeks Harga Konsumen (IHK) terbaru.

Angka-angka tersebut diharapkan dapat membenarkan sikap dovish Federal Reserve (Fed) terhadap dimulainya siklus pemotongan suku bunga di tengah kekhawatiran pasar tenaga kerja dapat melemah.

Laporan pekerjaan AS terbaru mengungkapkan ekonomi menambah lebih sedikit orang ke dalam angkatan kerja daripada yang diharapkan, tetapi Tingkat Pengangguran turun, yang melegakan para pembuat kebijakan Fed.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar swap menunjukkan peluang untuk pemangkasan 50 bps telah meningkat menjadi 33 persen. Sementara peluangnya berada di 67 persen untuk pemangkasan 25 bps.

Debat pilpres AS

Sementara itu, debat pada Selasa malam antara Wakil Presiden AS Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump dapat memengaruhi pasar jika mengubah ekspektasi untuk pemilihan umum November atau memberikan wawasan baru tentang rencana kebijakan ekonomi.

Selain itu, laporan inflasi pada Rabu dapat membentuk prakiraan untuk pertemuan Federal Reserve minggu depan. Meskipun sebagian besar mengantisipasi penurunan suku bunga seperempat poin, pelemahan ekonomi baru-baru ini telah menyebabkan beberapa pihak berspekulasi tentang potensi penurunan yang lebih besar.

"Mengingat ekspektasi pasar yang agresif terhadap pemangkasan suku bunga Fed, pembacaan yang lebih panas akan mengarah pada volatilitas penurunan," kata Analis Wells Fargo Investment Institute Sameer Samana.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)