Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie. (MTVN/Hendrik S)
Hendrik Simorangkir • 23 June 2025 12:34
Tangerang: Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie menyerukan perang terbuka terhadap narkoba yang kian canggih serta menyasar anak muda. Pasalnya wilayah Tangsel sangat strategis menjadi jalur masuk narkotika lantaran memiliki banyak akses jalan dan konektivitas dari kota tetangga.
"Satu gram narkoba bisa merusak lima anak bangsa. Kalau dua ton lolos, bangsa ini mau jadi apa? Itu sebabnya pencegahan tak bisa hanya dibebankan ke satu pihak. Ini harus jadi gerakan bersama," kata Benyamin, Senin, 23 Juni 2025.
Benyamin menuturkan oleh karena itu peredaran narkotika saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata dan harus dilawan secara kolektif oleh seluruh elemen masyarakat, saat memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tersebut.
"Kegiatan ini harus menjadi gerakan masyarakat secara bersama-sama jangan sendiri-sendiri, untuk memaksa musuh-musuh (penyelundup narkotika) menjauh dari sini (Tangsel). Mari kita rayakan Hari Anti Narkotika Internasional ini sebagai kritik balik, dalam memperkuat sinergi," jelasnya.
Benyamin menjelaskan selama periode semester pertama 2025, jumlah pasien rehabilitasi dari kelompok remaja 12-18 tahun menurun. Tren ini merupakan hasil kerja keras bersama seluruh pihak, dan tidak boleh membuat pemerintah maupun masyarakat lengah.
"Kota Tangerang Selatan harus menjadi kota yang sehat dan tangguh, kota yang menjaga masa depan generasinya," ungkapnya.
Berdasarkan data dari Polres Tangsel, sepanjang Januari hingga Februari 2025, aparat mengungkap 10 kasus besar pengedaran narkoba dengan nilai mencapai Rp183 miliar, termasuk 612 kilogram tembakau sintesis dan ribuan butir obat-obatan terlarang.
Sebelumnya pada Agustus-September 2024, ditemukan pula 642 kilogram ganja, sebanyak 7,8 kilogram sabu, dan 1,1 ekstasi.
"Bahkan, tahun lalu seorang pemuda berusia 29 tahun meracik tembakau sintesis di sebuah apartemen mewah. Pemuda ini sudah tertangkap, dan ancaman hukumannya seumur hidup. Artinya masa depan dia ditukar dengan uang yang ia dapat hanya sekitar Rp2 juta-Rp5 juta kalau tidak salah untuk meracik tembakau ini. Ini yang harus kita lawan," ungkapnya.