Tren Bullish Emas Masih Terjaga di Tengah Tarik Ulur The Fed

Ilustrasi. Foto: Unsplash.

Tren Bullish Emas Masih Terjaga di Tengah Tarik Ulur The Fed

Husen Miftahudin • 28 August 2025 10:21

Jakarta: Harga emas dunia (XAUUSD) kembali diperdagangkan stabil pada sesi Rabu, 27 Agustus 2025, meskipun dolar AS sempat pulih tipis dari penurunan sebelumnya yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap independensi Federal Reserve (The Fed).

Sentimen pasar yang masih dibayangi oleh tarik ulur antara Gedung Putih dan The Fed membuat logam mulia bertahan di jalurnya sebagai aset safe haven. XAU/USD diperdagangkan di USD3.397, naik tipis 0,12 persen dibandingkan sesi sebelumnya.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tren emas hari ini masih berada di jalur bullish. Dari sisi teknikal, kombinasi pola candlestick dan indikator moving average memperlihatkan sinyal penguatan lebih lanjut.

"Jika tekanan bullish berlanjut, harga emas berpeluang naik menuju USD3.407. Namun, apabila harga gagal mempertahankan momentum, koreksi teknikal bisa menyeret harga kembali ke level USD3.376 sebagai support terdekat," kata Andy dikutip dari analisis harian, Kamis, 28 Agustus 2025.

Secara teknikal, jelas dia, emas menghadapi rintangan psikologis penting di USD3.400, yang hingga kini belum berhasil ditembus dengan kuat. Level ini dipandang sebagai kunci untuk membuka jalan menuju puncak tertinggi pertengahan Juni di kisaran USD3.452.

Faktor politik dan kebijakan moneter AS juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas pekan ini. Ketegangan antara Gedung Putih dan The Fed soal independensi kebijakan memicu permintaan safe haven, mendorong investor untuk kembali mengoleksi bullion. Namun, tanpa penembusan tegas di atas USD3.400, momentum emas masih rentan terhadap aksi ambil untung.
 

Baca juga: Kilau Emas Dunia Masih Mentereng di Tengah Fokus Investor terhadap Inflasi AS


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Ruang manuver The Fed masih terbuka


Dari sisi fundamental, komentar Presiden The Fed New York John Williams ikut memengaruhi sentimen pasar. Williams menegaskan penurunan suku bunga tetap mungkin terjadi, tetapi semua keputusan bergantung pada data ekonomi terbaru. Ia menyebut risiko inflasi dan ketenagakerjaan saat ini lebih seimbang, sehingga ruang manuver The Fed masih terbuka.

Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya dijadwalkan pada 16-17 September. Sebelum itu, pasar akan menunggu sejumlah data krusial: laporan ketenagakerjaan terbaru, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) untuk Juli, dan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus. Data ini akan menjadi bahan pertimbangan utama bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.

Menurut Prime Market Terminal, peluang pemangkasan suku bunga pada September mencapai 90 persen. Bank investasi JP Morgan juga menyoroti dolar yang lebih lemah tetap menjadi faktor utama, namun fokus pasar kini bergeser pada apakah emas mampu memanfaatkan momentum tersebut untuk keluar dari fase konsolidasi panjang.

"Minggu ini, investor emas juga akan mencermati data Produk Domestik Bruto (PDB) AS serta klaim tunjangan pengangguran awal. Komentar Presiden The Fed Richmond Tomas Barkin yang menyebutkan adanya penyesuaian moderat dalam kebijakan suku bunga, menambah keyakinan The Fed mungkin akan mengambil langkah hati-hati," tutur Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)