Trump Urung Pecat Ketua Fed tapi Desak Penurunan Suku Bunga, Apa Alasannya?

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Trump Urung Pecat Ketua Fed tapi Desak Penurunan Suku Bunga, Apa Alasannya?

Eko Nordiansyah • 24 April 2025 18:45

Jakarta: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah membuat manuver yang mengejutkan terkait Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Setelah sebelumnya mengancam akan memecat Powell dan menuduhnya sebagai "major loser," Trump kini menyatakan tidak akan mencopot Powell dari jabatannya. Namun, desakannya untuk menurunkan suku bunga tetap kuat.

"Saya tidak berniat untuk memecat Ketua Fed. Namun, saya tetap mendesak Powell untuk menurunkan suku bunga guna mencegah perlambatan ekonomi yang mengancam," ujar Trump dalam sebuah pernyataan resmi pada Selasa.

Perubahan sikap Trump ini mengejutkan banyak pihak, mengingat sebelumnya ia  berulang kali mengkritik Powell dan mendesak penurunan suku bunga secara signifikan. Ancaman pemecatan tersebut pun memicu kritik luas dari para ahli hukum dan ekonom, yang mengingatkan bahwa Presiden AS tidak memiliki wewenang untuk memecat Ketua Fed secara sewenang-wenang.

"Berdasarkan hukum Amerika, Presiden hanya dapat memecat Ketua Fed jika terbukti melakukan kesalahan atau ketidakmampuan yang serius," kata Profesor Hukum Universitas Harvard, David A. Skeel dilansir dari laman The Wall Street Journal.
 

Baca juga: 

Trump Ngaku Baik-Baik Saja dengan Tiongkok, Tak Berencana Pecat Powell



(Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Xinhua/Hu Yousong)

Latar belakang perseteruan Trump dengan Powell

Analis berpendapat bahwa serangan Trump terhadap Powell merupakan upaya untuk menyalahkan The Fed atas kelemahan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan tarif Trump sendiri.

Melansir laman The Atlantic, Trump telah menerapkan perang dagang "terhadap hampir setiap negara di dunia yang berjalan buruk".  Perang dagang ini, menurut The Atlantic,  menakutkan investor dan menyebabkan mereka membuang aset yang didenominasi dolar. Harga obligasi AS pun jatuh, dan nilai dolar melemah.

"Ketika kebijakan Trump menimbulkan kekacauan, sang pembuat kebijakan membutuhkan alasan dan seseorang untuk disalahkan. Powell adalah orangnya," tulis The Atlantic.

Trump menganggap penurunan suku bunga sebagai obat mujarab untuk kesalahan ekonominya sendiri. Ketika perang dagang merongrong pasar pada akhir 2018, ia menekan The Fed untuk memangkas suku bunga guna menyelamatkannya.

Namun, The Atlantic mengingatkan bahwa tanggung jawab The Fed adalah menjaga stabilitas harga. Jika The Fed menurunkan suku bunga jangka pendek selama inflasi, hal itu dapat membuat investor takut dan mengharapkan hal yang lebih buruk, sehingga mendorong kenaikan suku bunga jangka panjang.

"Penyelamatan yang dibutuhkan ekonomi bukan perubahan dalam kebijakan moneter, tetapi agresi ekonomi Trump terhadap mitra dagang. Akhiri tarif, biarkan perdagangan pulih, dan kemudian The Fed dapat melakukan pekerjaan penyembuhannya," tulis The Atlantic.

Di tengah ketegangan ini, Powell telah menunjukkan komitmennya untuk menjaga independensi The Fed dari tekanan politik.  Ia bersikukuh bahwa The Fed akan terus bertindak sesuai mandatnya untuk menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja.

Timbulkan ketidakpastian

Pertengkaran Trump dengan Powell telah menimbulkan ketidakpastian di pasar, yang tercermin dalam penurunan indeks saham dan melemahnya nilai dolar. Wakil ketua Evercore ISI, Krishna Guha, menyatakan bahwa setiap upaya Trump untuk memecat Powell kemungkinan akan memicu penjualan tajam di pasar saham AS.

"Jika Anda mulai mempertanyakan independensi Federal Reserve, Anda meningkatkan standar untuk Federal Reserve untuk memangkas (suku bunga). Jika Anda benar-benar mencoba untuk mencopot ketua Federal Reserve, saya pikir Anda akan melihat reaksi yang sangat kuat di pasar dengan (hasil) obligasi yang lebih tinggi, dolar yang lebih rendah, dan saham yang dijual," kata Guha.

Walau belum jelas apakah Trump akan benar-benar mencopot Powell, ketegangan ini  telah merusak kepercayaan terhadap institusi The Fed, yang selama ini berusaha untuk tetap apolitis.  

Meskipun Trump mengurungkan niatnya untuk memecat Powell, desakannya untuk menurunkan suku bunga tetap menjadi ancaman terhadap independensi The Fed dan menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas ekonomi Amerika di masa depan. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)