Gara-gara Ini Rupiah Sukses Gilas Dolar AS

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Gara-gara Ini Rupiah Sukses Gilas Dolar AS

Husen Miftahudin • 5 October 2023 17:33

Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan. Mata uang Garuda tersebut bergerak positif setelah berhari-hari terus terpukul kedigdayaan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 5 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.618 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 16 poin atau setara 0,10 persen dari posisi Rp15.634 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah hari ini sejalan dengan pandangan optimistis pemerintah terhadap perekonomian nasional yang akan terus tumbuh dengan kuat dan semakin inklusif di masa depan. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

"Ragam faktor telah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menunjukkan tren yang positif," ungkap Ibrahim dalam analisis harian.

Adapun, pertumbuhan ekonomi tumbuh secara konsisten di atas lima persen (yoy) sejak kuartal keempat 2021 hingga kuartal kedua 2023 berkat naiknya permintaan domestik, baik dari sisi konsumsi swasta dan investasi, seiring dengan peningkatan mobilitas ekonomi.

Selain itu, ada beberapa kondisi yang perlu menjadi perhatian bagi segenap pembuat kebijakan ke depan. Salah satunya, yaitu akumulasi delapan bulan surplus neraca perdagangan telah turun sebesar minus 30 persen (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor komoditas dan hasil manufaktur Indonesia.

"Walaupun mata uang rupiah hari ini menguat, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina yang terus  meningkat."

"Selain itu juga juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan, guna untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan demi mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," jelas Ibrahim.

Baca juga: Analisis Pergerakan Rupiah Hari Ini dan Prediksi Perdagangan Besok
 

Pasar tenaga kerja AS mendingin


Di sisi lain, lanjut Ibrahim, gaji swasta AS meningkat jauh lebih kecil dari perkiraan pada September, menunjukkan pasar tenaga kerja di negara tersebut sedang mendingin.

"Hal ini menimbulkan keraguan bahwa Federal Reserve akan cenderung menaikkan suku bunga lagi tahun ini, sehingga mendorong imbal hasil Treasury AS turun dari level tertinggi dalam 16 tahun," papar dia.

Menurut dia, dolar mendapat dukungan kuat baru-baru ini yang didorong oleh data AS yang kuat tanpa henti, didukung oleh nada hawkish dari pertemuan Federal Reserve terakhir, yang menyarankan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Sementara ekspor Jerman turun lebih besar dari perkiraan pada Agustus, turun 1,2 persen dari bulan sebelumnya, karena lemahnya permintaan global merugikan ekspor negara tersebut.

"Data yang dirilis menunjukkan penjualan ritel zona euro turun 1,2 persen pada Agustus, sementara Indeks Manajer Pembelian gabungan akhir menunjukkan bahwa perekonomian zona euro mungkin menyusut pada kuartal terakhir, membuat resesi pada paruh kedua tahun ini lebih mungkin terjadi," terang Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.600 per USD hingga Rp15.650 per USD," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)