Analisis Pergerakan Rupiah Hari Ini dan Prediksi Perdagangan Besok

Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Analisis Pergerakan Rupiah Hari Ini dan Prediksi Perdagangan Besok

Husen Miftahudin • 2 October 2023 15:49

Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan. Bahkan, mata uang Garuda tersebut ambruk ke level Rp15.500-an per USD.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 2 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.530 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 70 poin atau setara 0,45 persen dari posisi Rp15.460 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah hari ini sejalan dengan tingkat inflasi yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Inflasi September 2023 sebesar 0,19 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau terjadi peningkatan IHK dari 115,22 menjadi 115,44 setelah pada Agustus 2023 Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.

Adapun penyumbang utama inflasi pada September 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Bila menilik komoditas penyumbang inflasi, paling besar adalah beras.

Kenaikan harga beras menyumbang inflasi sebesar 0,18 persen. Disusul dengan komoditas bensin dengan andil sebesar 0,06 persen terhadap inflasi.
 

Bank Dunia revisi ke atas proyeksi ekonomi RI


Di sisi lain, mengutip laporan Global Economic Prospect (GEP) edisi Oktober 2023, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ke level lima persen sepanjang 2023.

"Ramalan tersebut naik tipis dari proyeksi per April 2023 dimana World Bank memprediksi ekonomi RI hanya tumbuh 4,9 persen," tutur Ibrahim.

Sedangkan di 2024, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di level 4,9 persen. Proyeksi tersebut masih sama dengan outlook yang dikeluarkan Bank Dunia sebelumnya.

"Walaupun pemerintah sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2024 di atas lima persen," ucap dia.

Berdasarkan laporan terbaru, pertumbuhan regional tahun ini lebih tinggi daripada pertumbuhan rata-rata yang diproyeksikan untuk semua pasar negara berkembang dan negara berkembang lainnya, tetapi lebih rendah daripada yang diproyeksikan sebelumnya.

Pertumbuhan di Tiongkok pada tahun ini diproyeksikan sebesar 5,1 persen dan di kawasan yang tidak termasuk Tiongkok sebesar 4,6 persen. Sementara pertumbuhan di antara negara-negara Kepulauan Pasifik diperkirakan sebesar 5,2 persen.

Baca juga: RI Alami Inflasi 0,19% di September 2023
 

Potensi kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut


Sementara itu, dolar AS menguat di tengah ekspektasi perekonomian AS akan tetap lebih tangguh terhadap kenaikan suku bunga dan harga minyak dibandingkan negara lain, setelah Federal Reserve pada pekan lalu memperingatkan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Di sisi lain, penutupan sebagian pemerintah akan segera terjadi, yang dapat mempengaruhi rilis data ekonomi dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Partai Republik garis keras di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Jumat menolak rancangan undang-undang yang diusulkan oleh pemimpin mereka untuk mendanai sementara pemerintah, sehingga memastikan bahwa sebagian lembaga federal akan ditutup mulai Minggu," jelas Ibrahim.

Penutupan pemerintahan dikhawatirkan akan merusak kemajuan ekonomi AS dengan menghentikan program-program utama bagi usaha kecil dan anak-anak, dan dapat menunda perbaikan infrastruktur besar-besaran.

Selain itu, inflasi inti di ibu kota Jepang melambat pada September untuk bulan ketiga berturut-turut. Terutama terjadi karena turunnya harga bahan bakar.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.520 per USD hingga Rp15.600 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)