Akhir Musim Kemarau di DIY Diprediksi pada September

Ilustrasi--Sistem irigasi untuk lahan pertanian padi mengalami penyusutan debit air saat musim kemarau. (MI/Rendy Ferdiansyah)

Akhir Musim Kemarau di DIY Diprediksi pada September

Media Indonesia • 10 August 2024 19:18

Yogyakarta: Stasiun Klimatologi BMKG memprediksikan akhir musim kemarau 2024 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan terjadi pada September Dasarian I-III. Sedangkan puncak musim kemarau 2024 diprediksi berlangsung selama Juli - Agustus.

Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas, menjelaskan sifat musim kemarau 2024 di DIY yang berlangsung periode Mei-September 2024 ini di atas normal. Diprediksi pada tiga dasarian ke depan (Dasarian II Agustus-I September 2024), curah hujan di DI Yogyakarta berkisar antara 0-10 mm dengan kriteria rendah, dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) sampai Atas Normal (AN).

Kemudian dalam tiga bulan ke depan, curah hujan di wilayah DI Yogyakarta diprediksi sebagai berikut; curah hujan Agustus 2024 diprediksi berkisar 0-50 mm atau kriteria rendah dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) sampai Atas Normal (AN), dan curah hujan pada September 2024 diprediksi berkisar 21-150 mm atau kriteria rendah-menengah dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) sampai Atas Normal (AN).

"Serta curah hujan pada Oktober 2024 diprediksi berkisar 51-300 mm atau kriteria rendah-menengah dengan sifat hujan bervariasi umumnya Bawah Normal (BN) sampai Atas Normal (AN)," bebernya, Sabtu, 10 Agustus 2024.

Berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer-laut terkini, katanya, menunjukkan angin di wilayah Indonesia selatan ekuator bertiup dari arah timur-tenggara mengindikasikan Monsun Australia semakin menguat. Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sampai pada dasarian I Agustus 2024 menunjukkan kondisi netral.
 

Baca juga: 75 Persen Wilayah Majalengka Jawa Barat Rawan Kekeringan

Kemudian diprediksi menuju La Nina lemah hingga akhir tahun. Analisis Dipole Mode Indeks (DMI), ujarnya, sampai pada dasarian I Agustus 2024 dalam kategori netral. 

"Kemudian diprediksi tetap dalam kondisi netral hingga Januari 2025," jelasnya.

Sedangkan analisis Madden Julian Oscillation (MJO) pada dasarian I Agustus 2024 tidak aktif di wilayah Indonesia serta analisis anomaly suhu muka air laut di perairan selatan DI Yogyakarta -0.5°C s/d 1.5°C atau normal hingga hangat bila dibandingkan dengan kondisi normalnya dengan suhu berkisar antara 26°C sampai dengan 28°C.

Menghadapi kondisi ini, Stadium Klimatologi BMKG Yogyakarta mengimbau Pemerintah Daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap ampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih.

"Juga dampak dari potensi terjadinya fenomena La Nina lemah pada musim kemarau tahun ini, diprediksi mengalami sifat hujan atas normal atau lebih basah dibanding biasanya. Fenomena tersebut menyebabkan potensi terjadinya hujan pada periode musim kemarau. Kondisi iklim saat musim kemarau dengan mempersiapkan pola tanam yang sesuai agar tidak mengalami gagal panen," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Meilikhah)