Eks Wamenumham Diduga Terima Suap dan Gratifikasi Lewat Tangan Kanannya

Eks Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej (Eddy). Foto: Medcom.id/Candra.

Eks Wamenumham Diduga Terima Suap dan Gratifikasi Lewat Tangan Kanannya

Candra Yuri Nuralam • 10 January 2024 15:36

Jakarta: Mantan Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy diduga menerima suap dan gratifikasi melalui tangan kanannya. Informasi itu diulik dengan memeriksa tiga saksi pada Selasa, 9 Januari 2024.

“Para saksi hadir dan dikonfirmasi lebih lanjut kaitan dugaan pemberian uang dari tersangka HH (Dirut PT CLM Helmut Hermawan) untuk Tersangka EOSH (Edward Omar Sharif Hiariej) selaku Wamenkumham melalui orang kepercayaannya,” kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Rabu, 10 Januari 2024.

Pada saksi yaitu pengacara Yosi Andika Mulyadi, Asisten Pribadi Eddy, Yogi Arie Rukmana, dan pihak swasta Anita Zizlavsky. Ali enggan memerinci informasi yang diulik lebih lanjut oleh penyidik demi menjaga kerahasiaan proses penyidikan.

KPK menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan penerimaan suap dan gratifikasi di Kemenkumham. Yakni, Dirut PT CLM Helmut Hermawan, eks Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej, pengacara Yosi Andika Mulyadi, dan Asisten Pribadi Eddy, Yogi Arie Rukmana.
 

Baca juga: KPK Bertemu Perwakilan 3 Paslon Pilpres 2024 Hari Ini

Eddy diduga menerima Rp8 miliar dari Helmut. Dana itu untuk mengurus sengketa status kepemilikan PT CLM, penghentian perkara di Bareskrim, dan dana keperluan pribadi berupa pencalonan Ketua Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti).

Total uang yang diterima itu belum final. KPK bakal mengembangkan dugaan adanya aliran dana lain yang masuk kepada Eddy. Saat ini, baru Helmut yang ditahan.

Helmut disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)