Ilustrasi. FOTO: AP
Angga Bratadharma • 5 September 2023 11:33
New York: Penelitian menunjukkan kelompok yang terdiri dari 20 negara telah meningkatkan emisi per kapita hampir tujuh persen dari pembangkit listrik tenaga batu bara sejak 2015. Sedangkan Tiongkok dan India menambah pembangkit listrik baru, di mana jumlah CO2 per kapita Australia hampir tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata dunia.
Saat G20 berkumpul untuk pertemuan puncak di India minggu ini, sebanyak tujuh anggota –Tiongkok, Brasil, India, Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat– belum menyusun rencana untuk mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap, menurut kelompok lingkungan hidup Ember, yang berfokus pada transisi global menuju listrik ramah lingkungan.
Melansir The Business Times, Selasa, 5 September 2023, negara-negara G20 menyumbang 80 persen emisi sektor ketenagalistrikan dunia, dengan CO2 per kapita dari pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 1,6 ton pada tahun lalu, naik dari 1,5 ton pada 2015 dan secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 1,1 ton, kata Ember.
Tiongkok, konsumen batu bara terbesar di dunia dan sumber CO2 terbesar, mengalami emisi per kapita mencapai 3,1 ton pada 2022, naik 30 persen dari 2015 meskipun ada penambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 670 gigawatt (GW) selama periode tersebut.
Beijing telah berjanji untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara, namun hal ini tidak akan terjadi hingga periode perencanaan 2026-2030. Tiongkok terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga batu bara baru, dengan 243 GW pembangkit listrik tenaga batu bara disetujui atau sedang dibangun, cukup memberi listrik pada seluruh Jerman.