Ilustrasi ekonomi hijau. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 27 September 2023 13:22
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong ekonomi hijau menjadi sumber baru bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah perekonomian global yang diperkirakan mengalami perlambatan.
Meskipun demikian, fundamental ekonomi Indonesia sebenarnya masih lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang mampu tumbuh di atas lima persen selama tujuh kuartal berturut-turut dimana pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen serta inflasi yang terkendali di 3,17 persen pada Agustus 2023.
"Fundamental yang baik ini menjadi modal bagi Indonesia untuk mendorong ekonomi hijau sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan," ujar Airlangga dikutip dari siaran pers, Rabu, 27 September 2023.
Indonesia telah meningkatkan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) target penurunan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen dengan usaha sendiri, dan dari 41 persen menjadi 43,20 persen dengan bantuan internasional pada 2030.
Enhanced NDC ini, jelas Airlangga, diselaraskan dengan Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050 serta visi untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060.
Menurut dia, pencapaian visi ini memerlukan kolaborasi yang kuat oleh berbagai stakeholders dan diperlukan peningkatan akses terhadap solusi keuangan dan teknologi.
"Oleh karena itu, Indonesia memperkuat kolaborasi sektor swasta dan mendorong pembiayaan yang kreatif dan inovatif dengan membentuk Sovereign Wealth Fund-INA, Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan SDG Indonesia One untuk meraih dan membuka proyek-proyek investasi, terutama di sektor energi, pertanian, transportasi, dan lingkungan hidup," papar Airlangga.
Baca juga: Sri Mulyani Minta AIIB Bantu Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim