Siswa SD di Boyolali Koma Diduga Jadi Korban Perundungan di Sekolah

Ilustrasi bullying. Medcom.id

Siswa SD di Boyolali Koma Diduga Jadi Korban Perundungan di Sekolah

Triawati Prihatsari • 3 November 2025 17:18

Boyolali: Seorang siswa kelas IV SD di Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, berinisial AN, diduga menjadi korban perundungan hingga koma. Anak tersebut kini menjalani perawatan intensif di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD dr Sardjito, Yogyakarta, setelah mengalami pembengkakan dan pendarahan otak akibat benturan benda tumpul.

"Korban berangkat ke sekolah tanpa ada masalah pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Namun korban sempat enggan berangkat sekolah. Lalu sekitar pukul 09.30 WIB, dikabari anaknya sakit. Pas di jalan, dikasih tahu kalau si anak sudah tidak sadarkan diri lalu dibawa ke RS As Syifa Sambi oleh pihak sekolah. Di sana tidak bisa ditangani, terus dibawa ke Sardjito,” ujar Kuasa Hukum keluarga korban, Nova Satria Pamungkas, Senin, 3 November 2025.

Tim medis RSUD Sardjito Yogyakarta melakukan CT scan pada korban. Berdasarkan keterangan dokter, hasil CT scan menunjukkan korban mengalami pembengkakan otak menyeluruh dan pendarahan otak di bagian kiri.

Menurut dokter, kondisi tersebut  diakibatkan karena benturan benda tumpul. Nova menegaskan, dokter bersedia untuk menjadi saksi karena dinilai mengarah ke kekerasan.

"Sampai dengan hari ini, AN masih koma, belum sadarkan diri dan sedang menjalani perawatan intensif di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD dr Sardjito,” beber Nova. 

Korban Mengaku Selalu Di-bully di Sekolah

Ia menambahkan, keluarga korban sempat melakukan mediasi ke pihak sekolah pada Senin, 20 Oktober 2025. Namun pihak sekolah mengklaim hanya mengetahui jika korban sakit dan tidak sadarkan diri. 

“Dalam kurun waktu sekitar satu tahun ini, korban sering meminta untuk dipindahkan dan mengaku tidak nyaman dan takut sekolah. Dia mengatakan selalu di-bully oleh teman sekelasnya inisial A. Kecemasan dan perasaan terancam itu menyebabkan korban selalu uring-uringan dan berat saat hendak berangkat sekolah,” terang Nova.  Pihak keluarga pernah melaporkan ke sekolah terkait dugaan perundungan tersebut. Tapi pihak sekolah hanya menanggapinya sebagai kenakalan biasa anak-anak. 

Sementara itu, salah satu guru yang menangani AN saat tidak sadarkan diri, SI, membantah adanya tindak perundungan di sekolah. "Yang membawa ke RS Asy Syifa itu dari sekolah, dan kami langsung menghubungi orang tua saat itu. Informasi dari sang ayah, pusingnya dari rumah,” ungkap SI. 

Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Indrawan Wira Saputra, tidak banyak memberikan konfirmasi terkait kasus tersebut. Ia mengungkapkan kasus tersebut telah dalam tahapan lidik.

“Ini masih lidik,” terang Indrawan. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)