Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah
Eko Nordiansyah • 21 October 2025 09:09
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini kembali mengalami penguatan. Rupiah mencoba mengambil momentum saat dolar AS mendapatkan banyak tekanan.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 21 Otober 2025, rupiah berada di level Rp16.569 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat enam poin atau setara 0,04 persen dari Rp16.590 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara dari data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.580 per USD. Rupiah terpantau menguat tipis dibandingkan dengan kemarin yang sebesar Rp16.585 per USD.
Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa perundingan mendatang dengan Tiongkok tetap berjalan sesuai rencana.
"Trump menyuarakan keraguannya atas perang dagang yang berkepanjangan dengan Tiongkok. Trump mengatakan ia memandang tarif tinggi terhadap Tiongkok sebagai tidak berkelanjutan," ucapnya dalam keterangan tertulisnya dilansir dari Antara.
Dalam dua pekan ke depan, Presiden AS disebut akan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyampaikan bahwa perundingan dengan para pejabat Tiongkok dijadwalkan pekan ini.
Mengutip Anadolu, dilaporkan bahwa Trump mengatakan Tiongkok membayar jumlah uang yang sangat besar agar tarif AS dapat menjadi lebih rendah, dan mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif tersebut jika Bejing membuat konsesi baru saat Trump berkunjung ke Asia.
Sentimen lain terhadap kurs rupiah berasal dari sikap pasar jelang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan pada 22 Oktober 2025.
"Konsensus memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen," kata Ibrahim.